Yang utama yakni membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbahnya, terlebih tidak menggunakan alat peledak yang menyebabkan matinya ekosistem laut,"

Surabaya (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta penataan hunian dan bangunan di daerah pesisir diperbaiki karena dinilai masih buruk sehingga menjadi permasalahan serius dan harus dicarikan solusinya.

"Salah satunya karena terbatasnya daya dukung dan daya tampung sarana lahan pesisir sehingga harus ditambah seiring banyaknya dampak aktifitas daratan," ujarnya di sela pengarahan Rapat Kerja Teknis Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut di Surabaya, Rabu.

Dampak aktivitas daratan, kata dia, antara lain pembuangan limbah domestik hingga limbah industri.

Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, hal inilah yang harus dibangun kesadarannya untuk menjaga ekosistem laut dan diimbau masyarakat tak seenaknya membuang sampah di laut.

"Yang utama yakni membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbahnya, terlebih tidak menggunakan alat peledak yang menyebabkan matinya ekosistem laut," ucap mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Berdasarkan fakta saat ini, kata dia, keberadaan laut kurang mendapat perhatian dan hampir tak ada area di lingkungan pesisir yang tidak terkena dampak aktifitas manusia.

"Selain itu, banyaknya konflik pemanfaatan ruang hingga melimpahnya sumber daya hayati dan nonhayati yang tidak dikelola secara optimal menjadi permasalahan serius sehingga rentan terhadap bencana alam dan dampak dari perubahan iklim," katanya.

Dari perspektif alamiah, lanjut dia, laut diibaratkan untuk memenuhi kebutuhan harian dari manusia, dan daratan di istilahkan sebagai bulanan kebutuhan manusia, sedangkan udara sebagai kebutuhan tahunan.

"Artinya, laut merupakan salah satu sumber kehidupan manusia yang bisa diambil kemanfaatannya setiap waktu. Daratan yang menghasilkan padi, jagung dan lainnya tergantung pada musim tanam, dan udara atau iklim terjadi periodik setiap tahun silih berganti," katanya.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Heru Waluyo mengatakan wilayah pesisir memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar dan memiliki kerentanan tinggi berdampak besar terhadap ekosistem jika mengalami kerusakan.

"Kami berharap melalui Rakernis ini dibahas permasalahan dan solusi yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam pemulihan fungsi ekosistem pesisir dan laut," katanya.

Berdasarkan data yang dimiliki Pemprov, potensi sumber daya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Jatim memiliki panjang pantai 1.600 kilometer dengan luas laut 208.097 kilometer persegi, pulau kecil 445 pulau, dan pulau kecil terluar 3 pulau.

Untuk perikanan budidaya memiliki 63.587 hektare area tambak, 35.558 hektare sawah tambak dan 31.937 hektare area budidaya laut, serta potensi terumbu karang di Jatim mencapai 673.953 hektare.

Sedangkan, untuk luas mangrove di Jatim seluas 85.000 hektare atau setara dengan 6,24 persen dari luas hutan di wilayah setempat.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015