... meningkatkan konflik di Timur Tengah telah menggantung berat di atas pasar Asia...
Tokyo (ANTARA News) - Kurs yen dan euro mendapat dorongan pada Rabu di Asia, karena penembakan jet tempur Sukhoi Su-24 Rusia oleh Turki mengirim para investor ke aset-aset yang lebih aman (safe-haven) di tengah kekhawatiran tentang implikasi lebih luas dari insiden tersebut.

Pasar keuangan global terguncang oleh penembakan jet Rusia di perbatasan Suriah, dengan bursa Eropa jatuh dan harga minyak melonjak di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan.

"Sementara sengketa antara Turki dan Rusia tidak mungkin meningkat menjadi konflik panas, itu menggarisbawahi ketegangan yang belum terselesaikan atas bagaimana untuk mengakhiri kerusuhan di Suriah dan Irak," Angus Nicholson, seorang analis pasar di IG Ltd, mengatakan dalam sebuah catatan kliennya.

"Ketidakpastian sekitar ini lebih lanjut meningkatkan konflik di Timur Tengah telah menggantung berat di atas pasar Asia."

Greenback melemah menjadi 122,35 yen dari 122,45 yen pada Selasa di New York, karena para investor beralih ke yen; yang dianggap sebagai mata uang "safe haven" di saat terjadi gejolak atau ketidakpastian.

Euro naik menjadi 1,0662 dolar dan 130,45 yen di perdagangan Asia dari 1,0642 dolar dan 130,42 yen.

"Permintaan safe haven membantu yen Jepang, franc Swiss dan euro bergerak lebih tinggi terhadap dolar AS," analis mata uang National Australia Bank Rodrigo Catril mengatakan dalam komentarnya.

Dolar juga terpukul oleh penurunan tak terduga dalam kepercayaan konsumen AS pada November dari bulan sebelumnya, meskipun ada revisi naik pada pertumbuhan ekonomi.

Reli harga minyak mentah membantu meningkatkan ringgit Malaysia lebih dari setengah persen terhadap dolar.


Karena para analis memperingatkan penembakan jet tempur Sukhoi Su-24 Rusia lebih lanjut bisa meningkatkan ketegangan di antara kekuatan penting yang terlibat dalam konflik Suriah dan mempengaruhi pasokan minyak mentah dari produsen minyak Timur Tengah.

Minyak adalah ekspor penting Malaysia. Dolar juga melemah terhadap beberapa mata uang negara berkembang lainnya termasuk won Korea Selatan, rupiah Indonesia dan dolar Taiwan.

Won naik 0,90 persen, rupiah menguat 0,17 persen dan unit Taiwan naik tipis 0,43 persen.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015