Jakarta (ANTARA News) - Para perempuan yang berhasil selamat dari serangan jantung atau stroke masih berisiko lebih tinggi mengalami kematian dan menderita masalah kardiovaskular, dibandingkan mereka tanpa riwayat masalah tersebut, menurut studi dalam jurnal JAMA Internal Medicine.
Risiko ini terutama dialami mereka yang pernah mengalami kejadian serangan jantung atau stroke di usia muda.
Dalam studi itu, peneliti mempelajari data dari 226 perempuan berusia rata-rata 42 tahun yang mengalami serangan jantung.
Ada juga 160 orang yang menderita stroke ishemik di usia 40 tahun serta 782 orang perempuan berusia 48 tahun yang tidak memiliki riwayat masalah di pembuluh darahnya.
Mereka memantau kondisi para perempuan ini selama hampir 19 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan, angka kematian pada mereka yang pernah mengalami serangan jantung ialah 3,7 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan tanpa riwayat pembuluh darah yang bermasalah.
Kemudian, saat kejadian kardiovaskular fatal dan nonfatal dihitung, mereka yang pernah menderita stroke ishemik mengalami kejadian fatal tertinggi, yakni 14,1/ 1000 orang/ tahun.
Sementara pada perempuan yang pernah mengalami serangan jantung, angka kejadian fatalnya sekitar 12,1 per 1000 orang per tahunnya.
Mereka juga berisiko mengalami masalah pada kardiovaskular 10,1/1000 orang/tahun dan masalah di otak 19,1/1000 orang/tahun.
Lalu, mereka yang mengalami stroke, risiko terkena masalah di otak sekitar 11,1/1000 orang/tahun dan kejadian kardiovaskular yakni 2,7/1000 orang/tahun.
"Temuan kami menunjukkan secara langsung konsekuensi penyakit kardiovaskular pada perempuan muda berlangsung selama beberapa dekade., menekankan pentingnya strategi pencegahan," kata para peneliti seperti dilansir Medical News Today.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015