Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Peter Pace, mengatakan di Jakarta, Selasa, penemuan sejumlah bom buatan Iran dan penangkapan orang Iran di Irak tidak membuktikan berarti pihak Teheran mempersenjatai gerilyawan Irak yang memerangi pasukan koalisi."Itu tidak berarti bahwa pemerintah Iran terlibat langsung dalam hal ini," kata jenderal Amerika Serikat (AS) itu kepada wartawan. Ia menimpali, "Itu berarti benda-benda itu dibuat di Iran, dan digunakan di Irak untuk membunuh prajurit-prajurit koalisi." Pejabat-pejabat pertahanan AS di Baghdad hari Minggu mengatakan, bom-bom canggih buatan Iran yang diselundupkan ke Irak telah menewaskan sedikit-dikitnya 170 prajurit AS dan sekutu sejak Juni 2004 dan mencederai 620 orang lagi. Tiga pejabat koalisi pimpinan AS bertemu dengan wartawan-wartawan Irak dan asing untuk menudingkan kesalahan pada Brigade Al-Qods Garda Revolusi Iran, yang merupakan pasukan elit Teheran. Mereka menyampaikan pernyataan itu, namun tidak bersedia disebutkan namanya, dan kamera serta alat perekam dilarang digunakan pada pertemuan itu, di mana mereka menunjukkan sejumlah bom mortir dan ranjau. Pihak Gedung Putih, yang kredibilitasnya memudar akibat kasus-kasus yang merusak citra selama penyerbuan ke Irak, telah mendukung tuduhan tersebut. Sementara itu, pihak Teheran menolak tuduhan tersebut dengan menyebutnya sebagai tanpa dasar, sementara kubu Demokrat oposisi AS mengungkapkan skeptisme mereka mengenai kebenaran hal itu. Pace mengatakan bahwa keamanan, pemerintahan yang baik dan lingkungan ekonomi yang menyediakan pekerjaan merupakan "bagian-bagian sangat penting untuk mencapai kemajuan ke arah Irak yang stabil, dan bebas". "Anda tidak bisa memiliki salah satunya dan harus memiliki ketiganya, dan karenanya diperlukan keamanan yang memadai untuk memungkinkan pemerintah memiliki kepemimpinan yang berimbang di negara itu dan menyediakan pekerjaan," katanya, seperti juga dikutip kantor berita AFP. Pace berada di Indonesia untuk membahas peningkatan hubungan militer kedua negara. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007