Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Kodrati mengatakan aset total BTN sampai akhir 2006 telah berkembang menjadi Rp32,575 triliun dari Rp29,082 triliun pada 2005. "Bank BTN sudah pulih kembali, justru lebih baik kondisinya dari sebelum krisis. Indikasinya antara lain total aset sebelum krisis tahun 1996 itu Rp15,9 triliun sekarang sudah menjadi Rp32,575 triliun, bahkan ketika krisis aset ini pernah turun sampai menjadi Rp9,3 triliun," kata Kodrati dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI di Jakarta, Selasa. Sementara dari segi kredit, Kodrati menjelaskan, BTN mengalami pertumbuhan sebesar 17,71 persen dari Rp15,364 triliun pada 2005 menjadi Rp18,086 triliun pada akhir 2006. BTN berhasil menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp21,595 triliun sampai akhir 2006 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2005 yang hanya Rp19,465 triliun. Total dana pihak ketiga tahun 2006 tersebut terdiri dari giro sebanyak Rp1,638 Triliun (7,58 persen), tabungan sebanyak Rp6,057 triliun (28,05 persen) dan deposito serta sertifikat deposito sebesar Rp13,900 Triliun (64,37 persen). Untuk tahun 2006, BTN berhasil meraup laba sebelum pajak sebesar Rp540 triliun atau naik dibandingkan tahun 2005 yang hanya Rp452 triliun. Sedangkan LDR (Loan to Deposit Ratio) BTN mencapai 83,75 persen pada akhir 2006 atau naik dibandingkan tahun 2005 sebesar 78,93 persen. Sementara untuk NPL gross tahun 2006 yaitu 3,74 persen dibanding tahun 2005 yaitu 4,04 psersen dan NPL nett sebesar 1,60 persen dibandingkan tahun 2005 hanya 1,18 persen. BTN berhasil menyalurkan total kredit pada 2006 sebesar Rp18,086 triliun kepada sektor produksi sebesar Rp1,738 triliun dan sektor konsumsi sebesar Rp16,347 triliun. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI tersebut, Direktur BTN Kodrati didampingi oleh Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Usaha Perbankan, Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lainnya didampingi oleh Direktur Utama BNI Sigit Pramono, Direktur Bank Mandiri Agus Martowardojo dan Direktur Utama BRI Sofyan Basir serta jajaran pimpinan keempat bank BUMN tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007