"Hari antikorupsi sedunia jatuh berbarengan dengan pilkada serentak 9 Desember jadi perayaannya digeser ke tanggal 10-11 Desember 2015 di Bandung, dan rencananya Presiden Jokowi akan hadir pada 10 Desember. Acara ini akan diikuti oleh berbagai komunitas dan beberapa kementerian, NGO, dan ada BUMN yang akan ikut festival antikorupsi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi Sapto Pribowo dalam konferensi pers di gedung KPK Jakarta, Selasa.
Bandung dipilih sebagai tuan rumah karena di kota tersebut dinilai punya kecukupan infrastruktur untuk kampanye antikorupsi.
"Di sana juga banyak komunitas sehingga perayaan antikorupsi bukan seremonial belaka tapi ada yang mengendap di masyarakat, tidak sekadar konser-konser tapi berharap agar kegiatan itu bisa menyebarkan dan virus-virus antikorupsi," tambah Johan.
Namun Johan menegaskan bukan berarti dengan adanya Festival Antikorupsi maka langsung didapatkan Indonesia yang bebas korupsi.
"Itu naif dan memang bukan itu tujuannya karena festival ini bagian pencegahan korupsi juga. Pencegahan korupsi tidak dalam hitungan hari, tapi dalam komunitas yang dilatih agar terekam dalam sanubarinya agar semangat antikorupsi bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi penyelenggaraan ini dilakukan oleh 3 unsur yaitu KPK dengan menggunakan dana APBN, kedua komunitas yang artinya partisipasi publik dan perusahaan," jelas Johan.
Sejumlah kegiatan yang akan dilakukan misalnya adalah XATRYA (penanaman nlai integritas untuk anak dan remaja), Parenting Antikorupsi, Lomba Orasi Antikorupsi oleh pemuda Muhammadiyah, konsorsium komunitas, workshop musik integritas, deklarasi dan pameran foto difabel, istiqhasah antikorupsi, hackaton (pencarian aplikasi berbasi teknologi informasi untuk menghasilkan solusi teknologi informasi dalam menanamkan nilai-nilai integritas), kain perca keluarga hingga konser musik antikorupsi.
"KPK juga akan mengadakan konferensi nasional pemberantasan korupsi pada 3 Desember, akan hadir pimpinan lembaga tinggi negara, aparat penegak hukum, dan juga presiden dan ditutup pada 29 Desember untuk memperingati hari lahirnya KPK dengan membuka tirai gedung baru KPK yang berada di Jalan Kuningan Persada kavling C4," tambah Johan.
Sedangkan Walikota Bandung Ridwan Kamil yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut menyatakan Bandung terpilih karena partisipasi publiknya yang tinggi.
"Terpilihnya Bandung untuk festival antikorupsi salah satu faktornya karena citizen engagement-nya tinggi. Komunitasnya tinggi, ada sekitar 5000-an komunitas anak muda yang menyebarkan virus antikorupsi yang tidak melulu media formal tapi jaringan sosial yang disebut komunitas," kata Ridwan Kamil.
Sejumlah acara yang akan dilaksanakan menurut Ridwan Kamil adalah pembuatan komitmen antikorupsi di berbagai sekolah dengan menggunakan cap tangan pelajar SD, SMP dan SMA di 151 kelurahan; pemasangan spanduk di berbagai hotel dan restoran; khotbah di 4.000 masjid dengan tema antikorupsi dan kejujuran; hingga pelibatan komunitas diaspora di 20 negara yang menyelenggarakan aktivitas antikorupsi pada waktu yang bersamaan.
"Jadi kegiatan antikorupsi di Bandung adalah lintas usia, multidimensi dan mudah-mudahan Bandung bisa bergerak lebih cepat. Kami selalu berupaya memperbaiki sistem pemerintahan kami dengan menggunakan aplikasi untuk mengecek kinerja birokrasi, kami bisa berkomunikasi via twitter antar dinas dengan warga," tambah Ridwan.
Sedangkan Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menyatakan Festival Antikorupsi punya dua pesan utama.
"Pertama bahwa pencegahan korupsi harus dilakukan semua pihak, tidak mungkin KPK dan pemerintah daerah saja tapi juga melibatkan BUMN, NGO dan kedua acara ini diniatkan KPK untuk menguatkan pesan antikorupsi karena mungkin ada yang melihat rasanya tidak ada perubahan banyak korupsi tapi kalau dilihat di festival antikorupsi ada hal-hal yang menggembirakan misalnya ada daerah yang punya inovasi tata kelola lebih baik," kata Pahala dalam acara yang sama.
Bandung menurut Pahala termasuk kotanya menggunakan aplikasi yang dapat dicontoh kota-kota lain.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015