Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyiapkan tiga strategi utama dalam menghadapi persaingan ketat menarik investasi di Asia di tengah prediksi ekonomi yang menguat di kawasan tersebut, atau yang dikenal sebagai Abad Asia.
Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan tiga strategi itu yakni perbaikan iklim investasi, pendekatan pemasaran secara menyeluruh (end to end) dan pemberian insentif investasi untuk menarik minat investasi.
"Tiga strategi itu penting dalam upaya untuk menarik investasi asing dalam kompetisi global di Abad Asia," katanya.
Menurut dia, saat pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melemah mendekati 2 persen pada tahun 2000-an, rata-rata pertumbuhan ekonomi Asia, khususnya Asia Timur terus tumbuh hingga menembus 8 persen.
Asia diperkirakan juga akan berkontribusi sebesar 40 persen terhadap ekonomi global dalam 15 tahun dan akan meningkat menjadi 50 persen pada 2050.
Beberapa hal yang telah dilakukan dalam koridor perbaikan iklim investasi, terang Franky, adalah kebijakan terbaru meluncurkan izin investasi tiga jam untuk investasi yang mempekerjakan minimal 1.000 tenaga kerja Indonesia dan/atau nilai investasi minimal Rp100 miliar.
"Strategi kedua adalah menjalankan pemasaran dan pelayanan investasi dengan pendekatan yang lebih personal per negara dan "end-to-end".
"Kami telah membentuk tim khusus pemasaran untuk masing-masing negara prioritas pemasaran investasi, khususnya di kawasan Asia Timur, Australia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah," katanya.
"Langkah ketiga yang dilakukan adalah pemberian insentif dan fasilitas yang lebih menarik. Pada April 2015, pemerintah menambah jumlah lapangan usaha yang berhak menerima "tax allowance dari 129 menjadi 143.
"Sedangkan pada bulan Agustus 2015, pemerintah memperluas cakupan tax holiday dari lima menjadi sembilan industri pionir dan memperpanjang masa berlaku hingga 20 tahun dan sejak September 2015, pemerintah telah meluncurkan enam paket kebijakan ekonomi dengan semangat pro-investasi," jelasnya.
Dengan kontribusi investasi sebesar 32 persen dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi, maka target pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,5 persen menunjukkan optimisme Indonesia.
"Bila melihat perlambatan ekonomi global, ditandai dengan angka pertumbuhan yang hanya 2 persen, sementara Indonesia di level 5 persen dan negara-negara dikawasan Asia Timur yang mencapai 8 persen menunjukkan kesiapan Indonesia menghadapi abad Asia," pungkas Franky.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015