Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Myanmar akan menyelenggarakan untuk pertama kalinya pertemuan bersama tingkat menteri kedua negara pada 14-15 Febuari 2007 di Jakarta, setelah sempat tertunda dari rencana semula pada April dan November tahun lalu.
Keterangan resmi dari Departemen Luar Negeri RI (Deplu-RI) di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa pertemuan itu terbagi dalam dua bagian yaitu pertemuan tingkat pejabat tinggi (SOM) pada 14 Febuari dan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri pada 15 Febuari.
Pada pertemuan tingkat menteri akan dilakukan penandatanganan "Agreed Minutes of RI - Myanmar Joint Commission Meeting".
Sementarta itu, setelah KTT ke-12 ASEAN bulan lalu Menlu RI Hassan Wirajuda mengatakan, pertemuan komisi bilateral RI-Myanmar bertujuan untuk memperkuat hubungan kedua negara.
Dalam pertemuan bilateral itu nanti, wakil pemerintah kedua negara akan membahas berbagai aspek kerja sama bilateral, seperti hal-hal apa saja yang mungkin dapat dibantu Indonesia kepada Myanmar, katanya.
Hassan mengatakan, kedua bangsa memiliki empati dan kedekatan hati terhadap satu sama lain karena keduanya memiliki kedekatan sejarah dan sama-sama berlatar bangsa yang majemuk sehingga Indonesia memahami persoalan-persoalan yang dihadapi negara itu.
Dalam pandangan Menlu Hassan Wirajuda, melakukan "engagement" dengan sejumlah negara ASEAN merupakan keputusan terbaik bagi Myanmar karena tidak banyak pilihan buat negara itu saat ini.
Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, terkait dengan masalah Myanmar, inti permasalahannya adalah "psikologi politik" yang dialami pemerintahan yang berkuasa saat ini karena bagaimana pun ia ingin tetap mendapat tempat jika demokrasi baru di Myanmar terjadi.
Bagi ASEAN, isu demokratisasi Myanmar yang macet merupakan salah satu permasalahan yang menuntut penyelesaian segera.
Pemerintahan yang demokratis di Myanmar tumbang setelah terjadinya kudeta militer oleh Jenderal Ne Win pada 1962. Dua puluh enam tahun kemudian, kembali negeri itu mengalami kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Saw Maung.
Pada 1990, pemerintah junta militer menyelenggarakan pemilihan umum bebas yang dimenangkan NDL --Liga Nasional untuk Demokrasi. Namun hasil pemilu tersebut tidak diakui oleh junta dan salah satu tokoh NDL yang juga pemenang Nobel Perdamaian 1991, Aung San Suu Kyi dikenai tahanan rumah hingga kini.
Indonesia dan Myanmar merupakan negara anggota ASEAN bersama dengan Kamboja, Malaysia, Singapura, Laos, Viet Nam, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007