Sukabumi (ANTARA News) - Anggota komisi VIII DPR RI Desy Ratnasari mendorong pemerintah pusat segera menandatangani Framework Convention on Tobacco Control atau FCTC, untuk melindungi anak-anak dari bahaya asap rokok.
"Kami sudah bertemu langsung dengan Forum Anak Kota Sukabumi (FAKSI) yang mempunyai keberanian meminta kepada pemerintah pusat khususnya kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo untuk menandatangani FCTC," kata Desy Ratnasari kepada Antara di Sukabumi, Jabar, Senin.
Menurutnya, peredaran rokok atau tembakau saat ini sudah bisa dikatakan mengkhawatirkan bahkan sudah banyak pelajar dan anak yang menjadi pecandu rokok. Maka dari itu, pihaknya sangat mendukung progam FAKSI ini untuk melidungi anak-anak dari asap rokok.
Selain itu, pihaknya juga akan membawa dan membahasnya di Komisi VIII DPR terkait FCTC agar pemerintah segera menandatangani perjanjian internasional tersebut.
Lebih lanjut, memberikan perlindungan terhadap anak harus maksimal, apalagi semakin bebasnya penjualan rokok perlu adanya aturan sehingga si anak terlindungi dari asap rokok.
"Kami di DPR sangat mendukung progam FAKSI ini, karena salah satu indikasi kota layak anak adalah terbebas si anak dari asap rokok yang bisa mengganggu kesehatan khususnya masa depan," tambahnya.
Sementara itu Ketua FAKSI Surya Fadilah mengatakan pihaknya terus berupaya mendorong pemerintah agar segera menandatangani FCTC untuk memberikan perlindungan terhadap anak dari bahaya tembakau.
Walaupun tembakau merupakan salah satu penghasil devisa terbesar untuk negara, tetapi harus ada aturan yang membatasi khususnya dalam penjualan rokok, jangan sampai anak Indonesia menjadi korban.
Di sisi lain, kota layak anak yang dimana kebutuhan anak bisa terpenuhi di kota tersebut seperti tempat bermain yang aman, tersedianya pendidikan yang layak dan fasilitas penunjang lainnya untuk kebutuhan si anak.
"Kami juga mempunyai progam wirausaha anak atau warna yang tujuannya agar si anak mempunyai kepribadian yang mandiri," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015