... tidak bisa menyebutkan nama...
Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menonaktifkan empat manajer Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang diduga menyebabkan pembelian BBM lebih tinggi, yang terindentifikasi dalam audit forensik Korda Mentha.

"Empat orang sudah kami nonaktifkan sambil diinvestigasi lebih lanjut. Manajer-manajer di Petral sekarang ditarik di Pertamina," ujar Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto, usai RDP dengan Panja Migas Komisi VII DPR, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan keempat orang tersebut diidentifikasi bekerja sama dengan pihak luar sehingga menyebabkan Pertamina harus membeli BBM yang lebih mahal.

Dia tidak menampik kemungkinan pemecatan dan kelanjutan proses hukum jika keempat orang tersebut terbukti bersalah atau melakukan tindakan lebih buruk.

Namun, ia enggan mengatakan nama keempat orang itu karena masih akan mendalami audit forensik lebih dalam.

"Kami tidak bisa menyebutkan nama, tentu saja kaitannya dengan audit ini membutuhkan pendalaman lebih lanjut untuk menyatakan seseorang dalam keadaan salah atau tidak," tutur dia.

Sementara untuk PT Pertamina Integrated Supply Chain (ISC), Soetjipto menuturkan masih diselidiki. Soetjipto, pada 13 April 2015, pernah menyatakan bahwa penghematan melalui ISC dalam pengadaan (pembelian BBM) sebanyak 30 juta dolar Amerika Serikat.


Setelah itu, Wakil Presiden Direktur ISC, Daniel Purba, menyatakan, penghematan yang terjadi hingga Mei 2015 antara 34-39 juta dolar Amerika Serikat. Hingga akhir 2015, kata Purba, target penghematan adalah 110 juta dolar Amerika Serikat.


Terkait aktivitas ISC dalam tender serta pemenangan tender impor minyak mentah dan produk BBM tidak usah diungkap kepada publik.


"Yang kami lakukan adalah mematuhi aspek-aspek prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dimana para peserta tender yang diundang memang telah memenuhi kualifikasi ISC," kata Wakil Presiden bidang Komunikasi PT Pertamina, Wianda Pusponegoro, pada Selasa, 24 Maret lalu.


Selain memecat orang dalam Petral, Soetjipto mengatakan langkah perusahaan Pertamina terkait Petral adalah memperbaiki sistem dan prosedur serta mencegah penyebab anomali di masa lalu tidak terjadi lagi.

Menurut dia, perusahaannya akan melaksanakan berbagai kewajiban yang harus dilakukan setelah melihat dan pelajari audit Petral lebih lanjut.

Sementara, anggota Komisi VII DPR, Ramson Siagian, masih akan mempelajari lebih lanjut sebelum menggelar rapat selanjutnya yang rencananya dilakukan pada Senin pekan depan.

"Agenda tadi mengenai audit forensik, setelah lengkap minggu depan bisa yang lain, kami minta data lebih lengkap agar bisa didalami," tutur dia.

Pewarta: Dyah Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015