Seorang perajin suvenir teplok yang juga warga RT01/RW VII Dusun Kelipan, Kecamatan Ngemplak Sri Ngrejekeni (47) di Boyolali, Senin, mengatakan selama sebulan terakhir permintaan kerajinan teplok mencapai 250 buah.
Angka permintaan tersebut, katanya, mengalami peningkatan sekitar 150 persen dibandingkan dengan sebulan sebelumnya.
Kebanyakan, katanya, produknya dipesan oleh masyarakat yang sedang memiliki hajatan pernikahan.
"Saya mendapatkan pesanan sebanyak 250 buah teplok dan Selasa (24/11) siap dikirim ke Yogyakarta," kata Sri yang menekuni kerajinan tersebut sejak 10 tahun lalu.
Ia mengaku harga suvenir teplok cukup murah dan terjangkau masyarakat, yakni Rp15 ribu per buah.
Menurut dia, produk berupa cenderamata lampu tradisional tersebut memang unik dan sudah agak langka.
"Dikombinasikan dengan hiasan dari limbah botol dan bola lampu listrik, hasilnya sangat indah dan banyak peminatnya," ujarnya.
Dia mengaku mampu memproduksi suvenir tersebut sekitar 50 buah per hari.
Ia mengaku proses pembuatannya membutuhkan kreasi dan inovasi, guna mengikuti tren konsumen.
Ia mengatakan produk suvenir teplok sering juga dipamerkan dalam berbagai kesempatan sehingga semakin dikenal luas.
"Lampu teplok ini, omzet cukup lumayan rata-rata mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta per bulan," katanya.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015