Presiden Himpunan Pengusaha-Santri Indonesia (HIPSI), Mochammad Ghozali, dan Wakil Presiden Australia Indonesia Business Council (AIBC), Michael Tarn, di Perth, Sabtu, membahas beberapa agenda penguatan bisnis Australia-Indonesia dengan secara spesifik membidik kalangan santri dan komunitas pesantren agar dapat meluaskan pasar ke Australia.
Menurut Ghozali, saat ini terdapat 27.000 pesantren di seluruh Indonesia dengan sekitar 4 juta santri yang sangat potensial dikembangkan sebagai wirausahawan.
Ghozali, yang berbisnis di usaha kuliner dan informasi teknologi itu, menjelaskan bahwa potensi berbisnis para santri di Indonesia sangat membutuhkan dukungan berupa kemitraan dalam dan luar negeri.
Dengan menggandeng AIBC, kerja sama terdekat yang akan dilakukan adalah menggelar konferensi jarak jauh dengan pembicara di Australia menjelaskan aturan main ekspor-impor negeri itu dan penonton di Indonesia yang terdiri atas perwakilan pemerintah Indonesia, Kadin, dan komunitas HIPSI.
Di konferensi yang dijadwalkan digelar pada akhir Januari 2016 tersebut, diharapkan muncul ide-ide bisnis di kalangan santri dan alumni pesantren untuk mengekspor ke Australia dan menguatkan kemitraan bisnis antara dua negara.
Hal lain yang potensial dikerjakan secara bersama antara AIBC dan HIPSI adalah mengundang pebisnis Indonesia ke Australia dan membahas peluang penguatan sektor UKM.
Michael Tarn juga sangat tertarik dengan ide menggelar semacam pameran dagang produk-produk Indonesia di Australia, khususnya di kota Perth.
"Kita juga bisa mengembangkan bisnis sektor pariwisata agar orang Australia tidak hanya berlibur ke Bali saat berada di Indonesia," kata Michael yang memiliki latar belakang konsultan manajemen itu.
Promosi pariwisata Indonesia di Perth juga bisa menjadi pintu masuk bagi banyak peluang bisnis terutama untuk sektor UKM.
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015