Jakart (ANTARA News) - Aktor Chiko Jericho (31) mempunyai beberapa sosok pahlawan sekaligus panutan yang dianggapnya telah banyak berjasa bagi kehidupan pribadi dan karirnya hingga saat ini.

"Salah satu sosok hero buat saya adalah bapak saya, Beliau adalah atlet Muay Thai. Dia role model bagi saya. Di umur Beliau yang sudah 62, Beliau masih suka bangun jam 5 pagi untuk berolah raga. Melihat Beliau, saya jadi ikutikutan bangun pagi, ikut lari dan olah raga itu positif. Semangatnya itu yang menjadi influence buat saya, dan berkat doa kedua orang tua juga tentunya saya bisa seperti saat ini," kata Chiko usai jumpa pers penunjukkan dirinya sebagai brand ambassador untuk produk pembersih wajah pria, Garnier, di Exodus, Jakarta Selatan pada Jumat.

Selain itu, pemain film peraih lima nominasi FFI, "A Copy of Mind" itu mengatakan juga mengagumi asistennya sebagai sosok "hero" baginya.

"Asistenku, Mas Jalil adalah hero buat saya. Kalau istilahnya saya adalah Bruce Wayne (Batman) maka dia itu Alfred saya, karena dia ada buat saya selama 28 tahun, Dia kenal saya dari kecil, dia tahu karakter saya secara detil," katanya.

Menjadi seorang pahlawan, menurut Chiko tak perlu harus menunggu memiliki prestasi besar atau terkenal.

"Yang namanya hero itu adalah melakukan hal-hal kecil, hal-hal simpel yang ada di sekitar kita, dan tentunya inspiratif bagi orang lain," katanya.

Chiko sendiri mengaku mencoba menjadi "hero" dengan menginspirasi orang melalui karya-karyanya sebagai aktor.

"Kebetulan kemarin ini saya main film Filosofi Kopi. Di situ saya representasikan seorang barista, anak petani kopi. Pada saat workshop pendalaman karakter, saya datang ke perkebunan kopi dan ke pabrik kopi saya sekolah barista sampai lulus menjadi seorang barista, dan apa yang sudah saya lakukan adalah saya punya program untuk barista dan itu memberi pengaruh untuk petani kopi, bisa dilihat kopi di perkebunan yang ada, ternyata hasilnya harusnya lebih, kopi Indonesia itu yang terbaik nomor tiga dunia namun turun peringkat ke nomor lima kalau gak salah karena petani kopinya tidak teredukasi," katanya.

Pewarta: Ida Nurchyani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015