Kami ingin mengenalkan batik secara luas sebagai salah satu warisan budaya Indonesia kepada penduduk lokal Taiwan dan orang asing di Taiwan

Taipei (ANTARA News) - Sedikitnya 300 warga asing antusias belajar membatik yang diberikan oleh anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan di sela acara Remarkable Indonesia di Taipei.

"Kami ingin mengenalkan batik secara luas sebagai salah satu warisan budaya Indonesia kepada penduduk lokal Taiwan dan orang asing di Taiwan," kata Ketua PPI Taiwan Iman Adipurnama di Taipei, Jumat.

Remarkable Indonesia yang digelar oleh Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI) di pelataran Mal Shinkong Mitsukoshi itu dikemas dalam bentuk miniworkshop.

Para peserta mengenali seni batik mulai dari alat dan bahan yang diperlukan, pembuatan batik, hingga penggunaan batik di Indonesia kepada para pengunjung booth PPI Taiwan.

Pengunjung yang berpartisipasi sebagian besar adalah warga lokal Taiwan dan mahasiswa internasional yang sedang menempuh pendidikan di Taiwan.

Pelatihan membatik tersebut dipandu oleh Kharisma Creativani, mahasiswa Indonesia asal Yogyakarta yang sedang menempuh pendidikan di jurusan Art Design di National Yunlin University of Science and Technology, Taiwan.

"Selain belajar membatik, pengunjung juga diperkenankan membawa pulang hasil karya mereka," kata Iman.

Tentu saja hal itu membuat para peserta berulang kali membatik, seperti yang dilakukan oleh Giang Koi, mahasiswa asal Vietnam.

"Saya sangat menyukai batik karena batik dibuat secara detail dan hati-hati sehingga hasilnya sangat indah," kata Koi.

Menurut dia, kegiatan tersebut sangat menarik karena dapat belajar mengenai salah satu kebudayaan Indonesia dan berharap suatu saat dirinya dapat mengunjungi Indonesia untuk belajar batik secara langsung dari tempat asalnya.

Demikian halnya dengan Qiu Lian Chen, peserta asal Taiwan yang mengaku belum pernah mengenal batik.

Akan tetapi, setelah mengikuti kegiatan ini, dirinya merasa batik adalah warisan budaya Indonesia yang sarat akan nilai-nilai filosofis kehidupan.

"Pembuatan batik yang membutuhkan keterampilan dan kerja keras yang tinggi sangat selaras dengan ketekunan yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai hasil yang maksimal dalam hidupnya," ujarnya.

Selain itu, dia memganggap batik sebagai aset budaya yang istimewa bagi Indonesia karena tidak ada di negara lain.

"Menurut saya kegiatan ini sangat unik dan menjadi daya tambah kegiatan pameran budaya Indonesia di Taiwan. Saya bisa belajar sesuatu dan punya kenangan indah kali ini," kata Yiping Huang, peserta asal Taiwan lainnya.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015