Jember (ANTARA News) - Belasan rumah di dua desa, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, diterjang angin puting beliung pada Kamis sore.
"Kami sudah melakukan pendataan, angin puting beliung menyebabkan kerusakan belasan rumah warga di Desa Suco dan Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Menurutnya, angin puting beliung menyebabkan delapan rumah rusak di Desa Suco, dengan rincian enam rumah rusak ringan dan dua rumah rusak berat, sedangkan di Desa Lampeji tercatat sebanyak 11 rumah rusak ringan.
"Selain menyebabkan kerusakan rumah warga, angin puting beliung juga menyebabkan jembatan terputus di Desa Lampeji, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian angin kencang tersebut," tuturnya.
BPBD Jember, lanjut dia, bersama warga sekitar melakukan kerja bakti untuk membersihkan rumah korban yang mengalami kerusakan ringan karena gentengnya berserakan di tanah.
Sebelumnya, bencana angin puting beliung juga menerjang rumah warga di Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, pada Senin (16/11) sore.
"Angin kencang itu merusak tiga rumah warga dengan rincian satu rumah rusak berat dan dua rumah mengalami rusak ringan karena gentengnya berterbangan diterjang angin kencang tersebut," katanya.
Heru mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman angin puting beliung yang sering terjadi pada musim pancaroba karena diprediksi bencana tersebut masih akan berlanjut selama beberapa hari ke depan.
"Kami imbau masyarakat waspada dan BPBD Jember juga siaga bencana angin puting beliung yang dapat terjadi sewaktu-waktu karena bencana tersebut sulit diprediksi," ujarnya.
Ia menjelaskan angin puting beliung memang tidak bisa diprediksi, namun bisa dilihat dengan tanda berupa adanya awan CB (Comolonimbus) atau awan tebal dengan pinggiran putih yang jelas dan ada tanda pusaran di tengah kumpulan awan.
"Seluruh kecamatan yakni 31 kecamatan di Jember berpotensi terjadi bencana angin puting beliung, sehingga warga harus benar-benar waspada untuk menghindari jatuhnya korban jiwa," paparnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015