"Daerah pantura potensial menjadi incaran investor mengingat akses transportasinya sudah memadai, tapi sayangnya belum semua daerah ramah industri," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko di Semarang, Kamis.
Terkait dengan hal itu, Heru mendorong wilayah pantura, termasuk daerah lainnya, untuk memanfaatkan peluang yang bagus tersebut dengan lebih ramah industri dan komitmen kepala daerah menjadi kunci suksesnya pengembangan investasi.
"Komitmen tersebut ditunjukkan kepala daerah dengan tata ruang yang ramah industri, kemudahan dan kepastian perizinan," ujarnya.
Ia mengakui jika saat ini rencana tata ruang wilayah (RTRW) beberapa daerah dinilai kurang mendukung iklim investasi sehingga perlu ditinjau ulang tanpa mengesampingkan kebutuhan lahan lestari yang telah ditentukan.
Heru mengungkapkan bahwa Jateng menjadi tempat yang dicari para investor, baik lokal maupun mancanegara, karena cenderung kawasan industrinya lebih cepat berkembang.
"Pada kenyataannya, di Jateng baru ada beberapa kabupaten/kota yang memiliki kawasan industri seperti Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, dan Cilacap, meskipun daerah lainnya hanya zona industri yang seringkali terpencar-pencar, tidak dalam satu blok," katanya.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan bahwa pihaknya sedang memproyeksikan sejumlah tempat di Jateng untuk dijadikan kawasan industri.
"Selain di Kendal, beberapa daerah yang potensial dijadikan kawasan industri adalah Cilacap dan Rembang dengan lahan kawasan ideal seluas 2.000 hektare," ujarnya.
Menurut dia, BPMD Jateng juga menawarkan daerah Brebes, Tegal, dan Pemalang untuk dibangun kawasan industri kepada para investor.
"Sekarang ini investor yang masuk sudah ada lebih dari 15 perusahaan yang bergerak dari berbagai sektor hulu hilir dengan berbagai jenis bidang usaha," katanya.
Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015