Namun, tahukah apa yang dirasakan istri saat suami tiba-tiba saja melakukan hal ini? Psikolog klinis, Tara de Thouars, mengungkapkan, menghadapi kondisi seperti ini, selain merasa tidak puas, para perempuan akan cenderung menyalahkan dirinya sendiri.
"Perempuan cenderung menyalahkan dirinya sendiri, "apa badan saya tidak bagus, saya kurang menarik,". Padahal ini karena suaminya saja yang tidak terbuka. Perempuan akan merasa tidak menarik, atau bahkan takut suaminya mencari pasangan lain," ungkap Tara di Jakarta, Kamis.
Tak hanya itu, perasaan bersalah karena tidak dapat membuat suami terangsang juga kerap dirasakan para istri.
Bila suami tak juga berani membicarakan masalahnya pada istri, Tara mengatakan, tak ada salahnya istri yang mencoba bertanya pada suami, mengenai masalah yang dialami.
"Mulailah dengan kata "aku". Coba bicarakan pelan-pelan. Tanya pada suami, misalnya "apa aku kurang menarik ya?". Jangan langsung menuduh suami," kata dia.
Saat bertanya, sebaiknya pilih waktu yang tepat. Buat momen yang menyenangkan bagi suami.
"Jangan langsung di tempat tidur ditembak dengan kalimat,"kamu disfungsi ereksi ya?". Suami bisa langsung stres. Mungkin besoknya baru bisa dibicarakan. Ambil teh hangat, biarkan suami tenang dulu, lalu tanya pelan-pelan," tutur Tara.
Cara ini, menurut dia, bisa meminimalkan risiko suami menghindari pertanyaan.
Tara menambahkan, disfungsi ereksi bukan merupakan hal tabu untuk diungkapkan pada pasangan. Semua pria pernah mengalami kondisi ini. Hanya bedanya, ada yang hanya sekali, dan adapula yang beberapa kali. Faktor kesehatan seperti higonadisme, lalu psikologis misalnya stres, depresi, bisa memainkan peran di sini.
"Suami harus sadar, efek DE bisa panjang, salah satunya berujung konflik dengan pasangan. Mereka harus terbuka agar solusinya bisa dicari," tambah dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015