... jangan pernah mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi obat kuat. Kita harus tahu akar permasalahannya sehingga pengobatan dapat efektif...
Jakarta (ANTARA News) - Spesialis andrologi, Dr Nugroho Setiawan SpAnd, mengungkapkan, sekalipun bergejala namun seringkali pria mengabaikan hipogonadisme atau kondisi kurangnya hormon testosteron.
"Banyak pria yang mengabaikan gejala-gejala seperti penurunan libido, disfungsi ereksi, mudah lelah, mudah berkeringat dan penambahan lingkar pinggang. Padahal, gejala ini menunjukkan ia mengalami hipogonadisme," ujar dia, di Jakarta, Kamis.
Selain disfungsi seksual, lebih lanjut, kondisi ini juga bisa memunculkan gangguan sindrom metabolik seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit kardiovaskular (stroke dan penyakit jantung koroner), osteoprorosis, penurunan kekuatan fisik, depresi dan penurunan volume sel darah.
Untuk itu, menurut Nugroho, setidaknya ada 10 pertanyaan yang bisa dicoba para pria untuk memastikan apakah mengalami higonadisme atau tidak.
1. Apakah libido atau dorongan seksual menurun akhir-akhir ini?
2. Apakah merasa lemas, kurang bertenaga?
3. Apakah daya tahan dan kekuatan fisik menurun?
4. Apakah tinggi badan berkurang?
5. Apakah merasa kenikmatan hidup berkurang?
6. Apakah mudah merasa kesal atau cepat marah?
7. Apakah ereksi kurang kuat (bagi yang telah menikah)?
8. Apakah merasakan penurunan dalam berolahraga?
9 Apakah sering mengantuk dan tertidur sesudah makan malam?
10. Apakah merasakan adanya penurunan prestasi kerja?
BIla jawaban nomor 1 dan 7 adalah "ya", atau ada tiga jawaban 'ya" selain pada nomor itu, maka kemungkinan besar kadar testosteron menurun.
Nugroho menegaskan, para pria tidak perlu malu berkonsultasi dengan dokter bila mengalamo gejala hipgonadisme seperti penurunan libido atau disfungsi ereksi.
"Selain itu, sebaiknya jangan pernah mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi obat kuat. Kita harus tahu akar permasalahannya sehingga pengobatan dapat efektif," pungkas dia.
Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015