Surabaya (ANTARA News) - Bangkai kapal motor (KM) Wihan Sejahtera saat ini sedang dalam proses penarikan, dan posisinya bergeser atau bergerak sejauh 20 meter dari lokasi semula.
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya Nyoman Sukayatdnja, di Surabaya, Kamis mengatakan proses penarikan dilakukan dengan menggunakan dua tug boat.
Selain itu, proses penarikan bangkai kapal dilakukan dengan sangat hati-hati karena tidak mudah, sebab beban terlalu berat dengan bobot bangkai seberat 9.786 gross tonage .
"Kami harus hati-hati karena bisa saja kapal itu tersangkut, dan proses penarikan baru bisa dimulai hari ini, karena sebelumnya hanya pengamatan posisi kapal," katanya.
Nyoman mengaku belum tahu pasti proses penarikan akan selesai pada pukul berapa, namun pihaknya memastikan akan dituntaskan hingga malam ini.
"Kalau perlu kami hari ini akan lembur agar upaya ini tuntas dan kapal bisa dalam posisi definitif sehingga kami bisa memberi tanda definitif agar alur kembali lancar," ucap Nyoman.
Sebelumnya, Nyoman mengaku proses awal penarikan adalah melakukan studi terlebih dahulu mengenai beberapa potensi yang bisa terjadi saat penarikan kapal.
"Jadwalnya, bangkai KM Wihan Sejahtera akan dirapatkan bersama bangkai Kapal Tanto Hari, namun akan diterjunkan penyelam untuk melihat potensi yang akan terjadi," katanya.
Ia menjelaskan, proses penyelaman yang dilakukan tim dari anggota KPLP Pangkalan Armada harus melihat dulu arus bawah laut, dan menunggu kecepatan arus dibawah 0,2 mil per jam.
"Sebab apabila arus bawah laut masih mencapai 0,6 mil per jam itu masih bahaya. Normalnya dilakukan penyelaman apabila arus dibawah 0,2 mil per jam," katanya.
KM Wihan Sejahtera yang mempunyai rute Surabaya-Labuan Bajo-Ende dilaporkan mengalami kecelakaan dan tenggelam di perairan Teluk Lamong, Tanjung Perak, Surabaya, setelah bertolak dari Terminal Jamrud Perak pukul 08.00 WIB.
Kapal jenis "Roll On-Roll Off" (RO-RO) itu dioperasikan PT Trimitra Samudra, dan memiliki panjang dan lebar masing-masing 120.6 meter dan 23.12 meter, dengan berat kapal 9.786 GRT.
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015