"Ini adalah hari yang membahagiakan bagi Ibu Christine Hakim karena menerima penghargaan bintang tanda jasa "The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Rosette"," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, dalam sambutannya saat acara penganugerahan penghargaan tersebut kepada Christine Hakim, di kediamannya di bilangan Jakarta Selatan pada Rabu.
Christine Hakim dianggap telah berkontribusi bagi peningkatan apresiasi internasional terhadap kebudayaan Jepang, utamanya perfilman Jepang. Christine Hakim dinilai mampu menarik perhatian dan apresiasi internasional melalui film Jepang yang dibintanginya yakni, salah satunya adalah Nemuru Otaku (1996).
Selain itu, Christine Hakim juga dinilai berkontribusi besar bagi penyebaran budaya Jepang ke seluruh dunia.
"Beliau menyuarakan pentingnya pertukaran budaya dalam hubungan bilateral Jepang dan Indonesia sehingga berkontribusi bagi peningkatan saling pemahaman kedua negara," kata Yasuaki.
Christine dianggap telah membantu peningkatan hubungan kerja sama di tingkat akar rumput kedua negara melalui pendirian yayasan. Bahkan yayasan tersebut telah menjadi sarana pertukaran masyarakat kedua negara di Indonesia dan berkontribusi bagi semakin dalamnya saling pemahaman kedua negara dan bertambahnya fans Jepang.
"Saya tahu Ibu Christine adalah aktris berkemampuan luar biasa dan produser yang sangat berprestasi. Saya juga tahu kegiatan Beliau bukan hanya seputar dunia perfilman tapi juga budaya dan berpartisipasi dalam UNICEF juga. Hubungan Christine Hakim dengan Jepang sudah terjalin lama, Beliau sudah berkunjung puluhan kali ke Jepang dan melalui kunjungannya itulah hubungan Indonesia dan Jepang menjadi semakin erat," katanya.
Ke depan, Pemerintah Jepang ingin mempererat hubungan dengan negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tokoh-tokoh dari Asia Tenggara akan dikumpulka untuk menyuarakan ide-ide dalam rangka mempererat hubungan tersebut, Christine Hakim menjadi salah satu perwakilan yang ditunjuk dari Indonesia.
Yasuaki melanjutkan, Christine Hakim telH menyumbangkan banyak ide yang dapat dilakukan oleh kedua negara. Sebagai realisasi dari rencana tersebut, Jepang menyiapkan anggaran untuk kebudayaan sebesar 500 juta Dolar Amerika Serikat yang akan disebarkan ke enam titik negara Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia.
"Kemungkinan tahun depan program ini berjalan dan Indonesia adalah salah satu titiknya. Saya meminta bantuan ibu Christine untuk hal ini," kata dia. Sementara itu, Christine Hakim mengaku bahagia menerima penghargaan tersebut.
"Ini adalah penghargaan atas upaya saya selama ini mendekatkan hubungan kedua negara, utamanya dalam bidang kebudayaan. Saya pertama kali menginjakkan kaki ke Jepang saat usia 16 tahun. Saya langsung jatuh cinta dengan Negeri Sakura itu, kedatangan kedua saat usia saya 22 tahun saya semakin cinta. Saat itu tahun 1982 saya merasa hubungan Jepang-Indonesia tidak boleh hanya dekat dalam hal ekonomi dan bilateral saja tapi juga harus dekat secara budaya mengingat hubungan human to human itu tak mengenal untung rugi seperti hubungan bisnis, inilah yang kita perlukan," katanya.
Christine Hakim sempat membacakan beberapa bait Haiku yang merupakan dialog dalam salah satu filmnya: "Saat musim dingin, pohon-pohon sebenarnya tidak mati tapi mereka sedang tidur." Aktris kelahiran Jambi, 58 tahun lalu itu hadir didampingi suaminya yang juga merupakan aktor asal Belanda, Jeroen Lezer.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015