Menurut data kami, jika pada triwulan II jumlah uang palsu yang beredar sebanyak 4.688 lembar, untuk triwulan III mencapai 6.389 lembar

Semarang (ANTARA News) - Jumlah peredaran uang palsu di Jawa Tengah pada triwulan III tahun 2015 meningkat sebesar 36,28 persen dibandingkan triwulan II.

"Menurut data kami, jika pada triwulan II jumlah uang palsu yang beredar sebanyak 4.688 lembar, untuk triwulan III mencapai 6.389 lembar," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Rabu.

Secara rincian untuk triwulan III ini, 54,5 persen dari total uang beredar merupakan pecahan Rp100 ribu, 42,3 persen pecahan Rp50 ribu, dan selebihnya pecahan-pecahan lain.

Terkait faktor yang menyebabkan peningkatan peredaran jumlah uang palsu tersebut ia belum dapat memastikan.

"Kalau dikaitkan dengan mendekatinya momentum Pilkada, kami belum meneliti sejauh ini tetapi memang ada kecenderungannya," katanya.

Meski demikian, pihaknya tidak ingin menyimpulkan setiap pelaksanaan Pilkada pasti ada peningkatan temuan uang palsu.

Iskandar menyatakan, total uang palsu tersebut hanya di kisaran 0,000001 persen dari total uang beredar di masyarakat.

Sementara itu, terkait dengan peredaran uang di tengah pelaksanaan Pilkada, ia menyatakan ada kenaikan namun tidak signifikan.

"Peningkatan ada tetapi jumlahnya hanya kecil. Memang ada pengeluaran yang dilakukan oleh peserta Pilkada tetapi bukan berarti negatif. Misalnya setiap kampanye orang yang datang dikasih makan dan minum," katanya.

Menurut dia, rata-rata pengeluaran uang yang dilakukan melalui giro, deposito, dan nontunai.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015