Pelemahan yang sedang berlangsung di ekonomi zona euro dan Jepang terus menempatkan tekanan pada bank-bank sentral mereka untuk meningkatkan stimulus, menempatkan tekanan pada masing-masing mata uang mereka.
Euro diperdagangkan hampir tidak berubah pada 1,0645 dolar dari 1,0644 dolar pada Selasa di New York, sementara greenback turun menjadi 123,28 yen dari 123,39 yen di perdagangan AS.
Kegelisahan kembali ke pasar di tengah berita bahwa dua penerbangan Air France tujuan Paris dari Amerika Serikat dialihkan karena ancaman bom.
Pesawat mendarat dengan selamat dan sedang menjalani pemeriksaan keamanan.
Data menunjukkan inflasi AS di 0,2 persen pada Oktober memperkuat serangkaian komentar dari The Fed dalam beberapa pekan terakhir yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada Desember, yang akan menjadi yang pertama sejak 2006.
"Sepertinya spekulasi besar tentang Thw Fed akhirnya menempatkan dukungan pada beberapa pendapat," Sean Callow, ahli strategi valuta asing di Westpac Banking Corp. di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Kelihatannya Fed memang akan memulai siklus pengetatan pada Desember, kontras dengan bank sentral utama lainnya dan dengan demikian memberikan dukungan lebih lama terhadap dolar."
Mata uang negara-negara berkembang atau "emerging market" kehilangan beberapa penguatan mereka sebelumnya terhadap dolar, mengimbangi kenaikan Selasa karena para dealer melihat ke investasi di Amerika Serikat dalam mencari hasil yang lebih baik dan lebih aman.
Won Korea Selatan dan ringgit Malaysia keduanya jatuh 0,2 persen, sementara rupiah Indonesia menurun 0,3 persen dan baht Thailand turun 0,1 persen.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015