... adalah hal yang lazim dalam konteks tindak lanjut kesepakatan kerjasama bidang pertahanan dan industri pertahanan kedua negara...Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, mengatakan, pembicaran Ketua DPR, Setya Novanto, dengan pemerintah Jepang terkait rencana pembelian pesawat amfibi adalah wajar.
Sebab, rencana pembelian itu sudah dilakukan sewaktu Presiden Jokowi ke Jepang beberapa waktu lalu. Tipe pesawat terbang amfibi yang dimaksud itu adalah ShinMaywa US2 buatan pabrikan ShinMaywa, Jepang, yang disebut-sebut seharga 100 juta dolar Amerika Serikat perunit.
Di dunia, baru India yang mengumumkan kontrak pembelian pasti 15 unit ShinMaywa US-2 ini.
Politisi PKS itu menyebutkan, Novanto juga merespon positif rencana kerjasama yang masih dalam tahap rintisan awal.
Bahkan, jika rencana kerjasama produksi bisa terwujud maka Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pesawat amfibi yang multifungsi dari hasil kerjasama produksi. Sedangkan anggaran pembelian itu akan dibahas di DPR RI.
"Jadi saya melihat pembicaraan pihak pemerintah Jepang dengan ketua DPR soal pesawat amfibi adalah hal yang lazim dalam konteks tindak lanjut kesepakatan kerjasama bidang pertahanan dan industri pertahanan kedua negara," kata Siddiq, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Dari sisi kebutuhan, Indonesia sangat butuh pesawat amfibi terutama untuk pemadaman api dan pengamatan maritim. Tapi sampai tahun ini belum masuk dalam perencanaan karena keterbatasan anggaran.
"Indonesia memang membutuhkan pesawat amfibi yang multifungsi, khususnya untuk pengamatan maritim dan pemadaman api. Pemerintah Jepang menindaklanjuti kesepakatan kerjasama antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia sebagai hasil kunjungan Presiden Jokowi dan pertemuan menteri pertahanan kedua negara," katanya.
Saat ini, tambahnya, sedang dibangun komunikasi untuk penjajakan kerjasama antar industri pertahanan kedua negara, khususnya antara PT DI dan Sinmewa Jepang yang memproduksi pesawat amfibi.
"Jadi saya melihat pembicaraan pihak pemerintah Jepang dengan ketua DPR soal pesawat amfibi adalah hal yang lazim dalam konteks tindak lanjut kesepakatan kerjasama bidang pertahanan dan industri pertahanan kedua negara," kata Siddiq, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Dari sisi kebutuhan, Indonesia sangat butuh pesawat amfibi terutama untuk pemadaman api dan pengamatan maritim. Tapi sampai tahun ini belum masuk dalam perencanaan karena keterbatasan anggaran.
"Indonesia memang membutuhkan pesawat amfibi yang multifungsi, khususnya untuk pengamatan maritim dan pemadaman api. Pemerintah Jepang menindaklanjuti kesepakatan kerjasama antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia sebagai hasil kunjungan Presiden Jokowi dan pertemuan menteri pertahanan kedua negara," katanya.
Saat ini, tambahnya, sedang dibangun komunikasi untuk penjajakan kerjasama antar industri pertahanan kedua negara, khususnya antara PT DI dan Sinmewa Jepang yang memproduksi pesawat amfibi.
"Rencana kerjasama ini sangat baik dan harus didukung semua pihak. Saat kunjungan ketua DPR ke Jepang, soal ini disinggung kembali," kata Siddiq.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015