Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyambut baik adanya peluang lapangan kerja di Macau bagi para tenaga kerja Indonesia (TK) yang bekerja di bidang industri hospitality (restoran dan perhotelan).

Gaji yang ditawarkan pun cukup menjanjikan. Untuk pekerjaan-pekerjaan di bidang hospitality, minimal gaji yang diterima TKI bisa mencapai HK$6.000-10.000, setara kurang lebih Rp10 juta - Rp18 juta per bulannya.

"Kita berusaha memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya. Namun sistem penempatan dan perlindungan TKI perlu disiapkan kedua negara supaya berjalan lancar dan baik serta memberikan kesejahteraan dan perlindungan optimal bagi TKI," kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri di kantor Kemnaker.

Hal tersebut diungkapkan Menaker Hanif saat menerima kunjungan Konjen KJRI Hong Kong Chalief Akbar Tjandraningrat. Hadir pula dalam kesempatano ini Dirjen Binapenta Kemnaker Hery Sudarmanto dan Dirjen Binalattas Kemnaker Khairul Anwar serta beberapa perwakilan agensi TKI Hongkong dan Macau.

Selain itu, peluang pasar tenaga kerja untuk sektor konstruksi juga sangat menjanjikan, karena pembangunan di Macau sudah mulai berjalan cepat sehingga permintaan pekerja yang memiliki skill sebagai ahli konstruksi sangat tinggi.

Hanif mengatakan pemerintah siap memfasilitasi pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) sektor formal ke Macau menyusul besarnya potensi lapangan kerja yang tersedia Pemerintah melihat ini sebagai peluang yang cukup baik bagi tenaga kerja kita untuk bekerja disana, terutama di sektor Formal.

"Terkait dengan itu, kami akan melakukan pengkajian secara lebih mendalam, soal aturan, perlindungan, dan mekanismenya. Kita lihat itu sebagai peluang, pemerintah Indonesia berkewajiban untuk memastikan tenaga kerja Indonesia yang dikirim kesana harus mendapat perlindungan dan pelayanan tenaga kerja yang baik," kata Hanif.

"Peluang lapangan kerja ada sekitar 60 ribu, kuota berkembang menjadi 240 ribu. Jadi ini memang sangat besar bila kita masuk dari sektor formal ini. Gajinya besar, sangat menarik, jauh lebih besar dari gaji di Saudi Arabia," kata Hanif.

Tak hanya itu, peluang pasar tenaga kerja untuk sektor konstruksi juga sangat menjanjikan, karena pembangunan di Macau sudah mulai berjalan cepat sehingga permintaan pekerja yang memiliki skill sebagai ahli konstruksi sangat tinggi.

"Peluang kerja sebagai TKI formal seperti ini harus segera ditindaklanjuti dan disiapkan. Informasinya harus segera disebarluaskan kepada masyarakat dan calon TKI agar mereka benar-benar mempersiapkan diri dengan baik dan melengkapi dokumen kerja yang dibutuhkan," kata Hanif.

Hanif meminta kepada Konjen KJRI Hong Kong Chalief Akbar Tjandraningrat dan Dirjen Binapenta Kemnaker Hery Sudarmanto untuk melakukan kajian lebih mengenai format kerjasama penempatan dan perlindungan TKI di Macau ini.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015