Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA) tidak banyak menanggapi adanya rencana dari Ketua Pemuda Persatuan Ebit Boy Tuheteru yang akan melaporkan dirinya ke KPK terkait dugaan politik uang yang ditujukan padanya. "Laporkan saja, tidak ada ancam-ancaman. Siapa itu, Ebit. Tidak tahu saya," jawab SDA di kantor DPP PPP Jakarta, Senin, ketika ditanya soal rencana Ebit yang akan melaporkan dirinya ke KPK. SDA yang baru tiba di kantor DPP untuk memimpin rapat harian DPP PPP itu menyatakan, "Rencana laporan tersebut hanyalah langkah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak puas". "Biarkan saja, yang tidak puas memang macem-macem," ujarnya. Disinggung dengan desakan muktamar luar biasa untuk mengubah susunan kepengurusan DPP PPP 2007-2012, SDA justru mempertanyakan desakan tersebut. "Dari mana ceritanya, sekarang siapa Ebit. Apa dia peserta muktamar, kandidat juga bukan. Logika saja. Ada siapa di belakang dia," katanya. SDA kembali menegaskan, pihaknya mempersilakan semua pihak untuk membuktikan adanya dugaan politik uang tersebut. Beberapa saat SDA masuk ruangan untuk rapat harian, massa Pemuda Persatuan datang untuk mengelar aksi demontrasi menuntut perubahan komposisi kepengurusan DPP PPP 2007-2012. Massa yang berseragam hitam-hitam dengan atasan kaos bertuliskan Pemuda Persatuan itu, melakukan demonstrasi di depan pintu masuk kantor dengan membawa puluhan poster dan dua perwakilan mereka melakukan orasi. Massa menilai bahwa DPP PPP di bawah Suryadharma Ali telah mendepak mantan Ketum Hamzah Haz yang seharusnya diposisikan sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat, serta menilai kepengurusan DPP PPP 2007-2012 sarat dengan KKN dan Nepotisme, karena telah memasukkan kader ajudan SDA dan istrinya dalam kepengurusan. Aksi yang berharap ditemui SDA itu, ternyata hanya diterima oleh Wakil Sekjen DPP PPP Lukman Hasibuan dan Sofian Usman. Lukman yang hanya berbicara sekitar dua menit di depan massa menyatakan pihaknya menerima aksi, yang kemudian massa yang dijaga sejumlah petugas kepolisian itu membubarkan dengan tertib.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007