New York (ANTARA News) - Facebook Inc menyatakan akan lebih sering mengaktifkan fitur pemeriksa keamanan "Safety Check" saat terjadi bencana, termasuk bencana kemanusiaan, di dunia pada Senin (16/11), setelah gelombang kritik bahwa fitur tersebut hanya berfungsi setelah serangan di Paris.
Jutaan orang di Paris menggunakan fitur "Safety Check" untuk mengabarkan bahwa mereka selamat dari serentetan serangan yang menewaskan setidaknya 129 orang dan melukai lebih banyak lagi pada Jumat (14/11) malam di Paris.
Namun banyak pengguna media sosial mengkritik Facebook karena tidak mengaktifkan fungsi keamanan dalam fitur yang diluncurkan Oktober 2014 itu selama serangan lain di seluruh dunia, terutama setelah bom bunuh diri di Beirut yang menewaskan sedikitnya 43 orang sehari sebelumnya.
"Banyak orang bertanya mengapa kami hanya mengaktifkan Safety Check untuk Paris tetapi tidak untuk serangan bom di Beirut dan tempat-tempat lainnya," kata Pemimpin Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg di akun Facebook resminya.
"Sampai kemarin, kebijakan kami adalah hanya mengaktifkan Safety Check untuk bencana alam. Kami baru mengubah kebijakan ini dan sekarang berencana mengaktifkan Safety Check untuk bencana kemanusiaan juga," kata dia seperti dilansir kantor berita Reuters.
Meski demikian masih banyak pengguna yang tidak puas dengan pernyataan Zuckerberg serta menuduh platform media sosial tersebut hanya peduli pada bagian-bagian tertentu di dunia.
Setelah serangan Paris, Facebook juga telah memperkenalkan fitur baru yang bisa digunakan pengguna untuk mewarnai foto profilnya dengan bendera Prancis dalam rentang waktu tertentu.
Penerjemah: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015