Sebanyak 30 anggota tim kesenian Saung Angklung Udjo yang dipimpin langsung Sam Udjo tiba di bandara Charles de Gaulle pada Minggu pagi hari, dan disambut Dubes UNESCO Fauzi Soelaiman beserta istri Ny Bonita Soelaiman di Hotel Paris Central, Eiffel Tower, Minggu malam.
"Alhamdulilah kami sudah sampai dengan selamat di Paris dan tidak mengalami kesulitan apa-apa, semua berjalan lancar begitupun saat pemeriksaan imigrasi," ujar Sam Udjo kepada Antara London, Minggu malam.
Kedatangan Tim kesenian angklung Saung Udjo pada saat Paris sedang berkabung dengan adanya aksi teror yang menewaskan lebih dari 125 korban sipil tidak berdosa di beberapa lokasi di Paris, dua hari sebelumnya.
Menurut Sam Udjo, tadinya mereka merasa khawatir apakah cukup aman untuk tampil di Paris, maklum berita tentang aksi teroris di Paris yang disiarkan di tanah air cukup mengerikan, dan banyak orang tua merasa khawatir karena sebagian besar tim kesenian angklung Saung Udjo berusia antara 13 sampai 17 tahun.
Sementara itu Dubes UNESCO Fauzi Soelaiman, mengatakan kehadiran Tim Kesenian Saung Udjo adalah dalam rangka memperingati lima tahun angklung dinobatkan sebagai warisan dunia UNESCO.
"Saya ingin angklung bisa tampil di Paris, dimana terdapat markas UNESCO yang telah menetapkan angklung menjadi Warisan Budaya Dunia (The Intangible Heritage) oleh UNESCO," ujarnya.
Dikatakannya penetapan alat musik angklung ini menyusul Wayang, Keris, dan Batik yang telah terlebih dulu ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia oleh badan PBB itu.
Pengukuhan angklung sebagai warisan budaya dunia dilakukan oleh UNESCO di Nairobi, Kenya,18 Nopember 2010 lalu. UNESCO menetapkan angklung ditetapkan sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia).
Lawatan tim kesenian Saung Angklung Udjo di Paris, Prancis mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan akan tampil di gedung Theatre Odeon de lEurope yang terletak di dekat kebun Luxemburg dan istana di Paris Left Bank.
The Odeon Teater pertama dibuka pada tahun 1782 untuk rumah teater nasional Perancis, Comdie Francaise, dan merupakan contoh yang sangat baik arsitektur abad ke-18, sering menampilkan berbagai kesenian dari Eropa.
The Odon selalu terkait erat dengan negara Perancis dan sekarang menjadi salah satu dari enam bioskop nasional di Perancis sepenuhnya didanai oleh Departemen Kebudayaan.
Pada tahun 1990, Odeon menjadi "Theatre de lEurope", untuk melakukan misi membina proyek bersama dengan direktur panggung, aktor, dramawan dan tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam seni dramatis di Eropa menyajikan karya-karya baru dan bernapas kehidupan baru ke Eropa warisan seni.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015