Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Senin pagi ditutup naik tipis 0,16 persen, terangkat oleh penguatan nilai tukar rupiah. Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam Fokus Pagi, Senin, mengatakan bahwa penguatan rupiah telah menahan indeks untuk terus melanjutkan penurunannya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, naik tipis dua poin menjadi Rp9.050/9.055 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.053/9.055, karena sentimen positif kembali mendukung. IHSG sesi pagi ditutup IHSG naik 2,777 poin atau 0,16 persen menjadi 1.743,094 dan indeks LQ45 menguat 0,579 poin atau 0,16 persen ke level 370,430. Volume perdagangan mencapai 1,086 miliar saham dengan nilai Rp992,035 miliar dari 16.126 kali transaksi. Walaupun indeks menguat, namun tekanan jual masih tinggi. Hal ini terlihat dari dominasi saham yang turun mencapai 62 jenis dibanding yang naik 58 dan 48 bergerak datar. Menurut Paramitra, tekanan jual ini akibat pelemahan indeks di sejumlah bursa regional dan ekspektasi akan kenaikan inflasi di bulan Februari akibat bencana banjir. Naiknya indeks lebih didorong oleh menguatnya saham Tambang Timah (TINS), Astra Internasional (ASII) dan Bank Mandiri (BMRI). TINS naik Rp400 menjadi Rp7.700, ASII terangkat Rp250 ke level Rp15.400 dan BMRI terdorong Rp50 di posisi Rp2.475. Penguatan indeks ini karena berhentinya penurunan saham Telkom (TLKM). TLKM bergerak datar dan tertahan diharga Rp9.100. Sementara saham Indosat (ISAT) masih melanjutkan penurunan dan diikuti oleh Medco Internasional (MEDC), United Tractor (UNTR) dan Indofood (INDF). ISAT anjlok Rp150 ke Rp5.650, MEDC melemah Rp50 ke harga Rp3.576, UNTR melorot Rp150 di posisi Rp6.350 dan INDF jatuh Rp40 ke harga Rp1.730. (*)
Copyright © ANTARA 2007