Kami sedang berkoordinasi apakah ada keterkaitannya dengan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia
Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta jajaran Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI untuk meningkatkan kewaspadaan terkait adanya ancaman terorisme yang masuk ke Indonesia pascaserangan di Paris, Prancis pada Jumat (13/11).
"Kita minta Panglima (Jenderal TNI Gatot Nurmantyo) dan TNI untuk lebih waspada dan teliti, dan tetap menjaga obyek-objek atau tempat-tempat strategis seperti bandara dan tempat ramai," kata Wapres di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda Aceh, Minggu.
Wapres Kalla mengatakan penjagaan ketat di objek vital dan perbatasan dapat meminimalisasi kemungkinan masuknya orang asing yang bertujuan melakukan aksi terorisme di NKRI.
"Di perbatasan juga, kalau ada orang yang datang, kita harus lebih ketat pemeriksaannya. Karena serangan teroris seperti di Paris itu bisa terjadi di mana pun negara di dunia ini. Oleh karena itu kita harus tingkatkan kewaspadaan," katanya.
Sementara itu, Polri berupaya menelusuri kemungkinan keterkaitan peristiwa serangan kelompok bersenjata di Paris, Prancis, dengan jaringan-jaringan teroris di Indonesia.
"Kami sedang berkoordinasi apakah ada keterkaitannya dengan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Sebanyak 129 orang dilaporkan tewas dalam serangan di sejumlah tempat di Paris, Jumat malam (13/11), termasuk gedung konser Bataclan.
Selain itu, serangan bom juga terjadi di area dekat stadion Stade de France, yang berada di utara Ibu Kota, saat tim Prancis bertanding melawan tim Jerman dalam pertandingan sepak bola persahabatan. Serangan lain juga dilaporkan terjadi di restoran Kamboja bernama Petit Cambodge, tak jauh dari Bataclan.
Presiden Hollande menyatakan kondisi darurat di seluruh negeri dan mengatakan akses masuk dari perbatasan di negaranya sudah ditutup.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015