Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barrack Obama memulai gelombang kecaman atas srangkaian serangan teror ke Paris, Jumat malam waktu setempat lalu, yang menewaskan sedikitnya 127 orang dan memicu suara-suara solidaritas berbagai negara untuk Prancis.


Aksi pembantaian terkoordinasi bergema di seluruh dunia setelah penembakan oleh orang-orang bersenjata yang meneriakkan takbir, ledakan bom bunuh diri dan penyanderaan di gedung konser populer di pusat ibu kota Prancis itu.


Sejumlah negara seperti AS, Inggris, Spanyol, dan India yang sempat menjadi korban serangan brutal serupa, menjadi pihak-pihak yang pertama kali mengecam.


Berikut beberapa komentar yang muncul dari para pemimpin dunia yang bereaksi atas tragedi itu sebagaimana dilansir AFP:


Serangan melawan seluruh manusia - Presien AS Barrack Obama

"Ini bukan sekadar serangan terhadap warga Prancis. Namun ini adalah serangan terhadap seluruh kemanusiaan dan nilai-nilai universal yang kita hayati bersama.


"Lewat tragedi ini kita diingatkan bahwa ikatan nilai-nilai kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan bukan hanya dihayati oleh warga Prancis, tapi juga warga dunia.


"Nilai-nilai itu melampaui aksi teror ataupun pandangan kebencian dari para pelaku tindak kriminal malam ini," kata Obama.


Apa pun yang bisa kami lakukan - Perdana Menteri Inggris David Cameron

"Kami akan melakukan apa pun yang bisa kami lakukan untuk membantu," kata Cameron, yang negaranya mengalami serangkaian bom bunuh diri pada 2005 yang menewaskan 52 korban jiwa dan ratusan korban luka, sembari menyebut serangan itu "mengerikan dan menjijikan".


Tantangan yang sangat kejam - Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia Margallo

"Kesemuanya ini mengonfirmasi bahwa kita tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tantangan yang sangat kejam," kata Margallo, yang negaranya sempat mengalami serangan peledakan kereta pada 2004 menewaskan 191 korban jiwa.


Menyakitkan dan mengerikan - PM India Narendra Modi

"Kabar dari Paris begitu menyakitkan dan mengerikan," kata Modi, yang negaranya sempat terkena dua serangan teror skala besar pada 2006 dan 2008, menewaskan 355 nyawa.


Kesedihan dan luka - PM Rusia Dmitry Medvedev

"Kami turut merasakan kesedihan dan luka yang diderita warga Prancis... Tindak terorisme tidak boleh dan tidak bisa dibenarkan. Tragedi Paris meminta kita untuk bersatu melawan segala bentuk ekstremisme, memberikan jawaban tegas kepada aksi-aksi teror itu," kata Medvedev, yang negaranya belakangan membombardir ISIS dan kelompok "teroris" lain di Suriah sejak September 2015. AS dan sekutunya berpendapat Rusia lebih banyak membidik kelompok moderat yang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.


Pertempuran bersama melawan terorisme - PM Israel Benjamin Nyetanyahu

"Israel berdiri bahu membahu dengan Presiden Prancis Francois Hollande dan rakyat Prancis dalam pertempuran bersama melawan terorisme," kata Nyetanyahu, yang setelah serangan di kantor Majalah Charlie Hebdo Januari lalu sempat menyeru Komunitas Yahudi Prancis, terbesar di Eropa dan salah satu terbesar dunia yang sempat menjadi salah satu target serangan teror terakhir di Paris pada Januari lalu, bahwa Israel akan menyambut mereka dengan tangan terbuka.


Konsekuensi terorisme - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

"Sebagai negara yang tahu betul cara kerja dan konsekuensi terorisme, kami sepenuhnya memahami penderitaan yang dialami Prancis," kata Erdogan di mana negaranya menjadi lokasi pemboman kembar saat aksi damai di Ankara bulan lalu yang menewaskan 102 nyawa.


Kejahatan terhadap kemanusiaan - Presiden Iran Hassan Rouhani

"Saya mengecam keras aksi kejahatan terhadap kemanusiaan ini," kata Rouhani, yang segera mengumumkan penundaan rencana kunjungan bilateral ke Paris.


Eropa bersama Prancis - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini

"Terkait kejadian yang menciptakan rasa sakit dan ketakutan di Paris... Eropa bersama Prancis dan rakyatnya," kata Mogherini.


Sangat terguncang - Kanselir Jerman Angela Merkel

"(Saya) sangat terguncang dengan berita dan gambar dari Paris," kata kanselir negeri tetangga Jerman, Merkel.


Kata-kata tidak cukup - Menlu Belanda Bert Koenders

"Terkejut dan terhentak oleh serangan baru di #Paris. Kata-kata tidaklah cukup," tulis Koenders.


Jumat hitam bagi Prancis - Menlu Australia Julie Bishop

"Ini betul-betul Jumat hitam bagi Prancis, dan bagi dunia," kata Bishop, yang di negaranya bulan lalu sempat terjadi penembakan oleh seorang bersenjata di luar markas kepolisian sembari meneriakkan slogan-slogan islamis.


Perbuatan iblis - PM Australia Malcolm Turnbull

"Ini merupakan perjuangan global untuk kebebasan melawan mereka yang berusaha menekannya dan mendirikan tirani atas nama agama; sebuah ancaman yang diserukan dengan nama Tuhan, namun sebetulnya merupakan perbuatan iblis," kata Turnbull, yang sempat memuji reaksi warga Prancis atas peristiwa itu dan menyebut negeri itu "tanah air kebebasan".


Semangat Prancis akan menang - Menlu Singapura Vivian Balakrishnan

"Serangan mengerikan terhadap kota yang indah dengan orang-orang yang hangat, ceria dan ramah... Kita tidak boleh membiarkan teroris memecah belah atau menghancurkan semangat kita. Saya yakin semangat Prancis akan menang," kata Balakrishnan, yang negaranya segera meningkatkan status keamanan, dan merupakan salah satu pejabat asing yang bakal menghadiri konferensi global perubahan iklim di Paris akhir bulan ini.


Masa-masa tragis - Presiden Tiongkok Xi Jinping

"Di masa-masa yang tragis bagi warga Prancis ini, saya ingin... mengutuk keras aksi-aksi barbar semacam ini," kata Jinping.


Tantangan bersama - Juru bicara Kemenlu Tiongkok Hong Lei

"Terorisme merupakan tantangan bersama, yang dihadapi oleh seluruh umat manusia," kata Hong Lei.


Brutal, barbar dan pengecut - Kepala Eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah

"Serangan yang brutal, barbar dan pengecut ini memperlihatkan teroris tidak memiliki agama... Upaya global harus menumpas terorisme," kata Abdullah.


Mengerikan - Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir

"Serangan terors keji yang terjadi kemarin... merupakan pelanggaran dan penentangan atas semua nilai-nilai etik, moral dan agama," kata Al-Jubeir.


Musuh seluruh umat manusia - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani

"Pembunuhan tanpa ampun terhadap warga Paris mengindikasikan bahwa teroris tidak mengenal batas. Mereka musuh seluruh umat manusia," kata Ghani.


Pembantaian brutal - PM Pakistan Nawaz Sharif

"Saya mengutuk tindak teror semacam ini... pembantaian brutal ini," kata Sharif.


Kita harus tetap bersatu - PM Malaysia Najib Razak

"Kita harus tetap bersatu dalam perang melawan terorisme," kata Najib.


Horor dan kekhawatiran - PM Kamboja Hun Sen

"Horor dan kekhawatiran adalah apa yang saya pelajari dari serangan najis ini... termasuk di restoran Kamboja," kata Hun Sen.


Peningkatan keamanan - Juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino

"Ini adalah waktu untuk peningkatan keamanan tinggi dari kita semua," kata juru bicara bagi pemerintah Aquino yang tengah mempersiapkan diri sebagai tuan rumah KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada 18-19 November 2015.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015