Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak lima kapal patroli buatan Gdansk, Polandia, segera memperkuat armada Polri dalam upaya penegakan hukum di wilayah Republik Indonesia, demikian keterangan KBRI Warsawa, Minggu. Perusahaan industri kapal Gydnia Naval Shipyard (GNS) di Gdansk dan Kepolisian RI, disaksikan Duta Besar RI untuk Polandia, Hazairin Pohan, menandatangani berita acara mengenai kelaikan kelima kapal dan prosedur pengiriman kapal. Dengan demikian, seperti disampaikan Dubes Pohan, kontrak pembuatan lima kapal patroli Polri telah diselesaikan oleh Pemerintah Polandia dan pada Februari ini atau Maret segera dikirimkan ke Indonesia. Lima kapal patroli poduksi GNS Polandia yang dibuat dalam proyek kerja sama dengan nilai total 24,48 juta dolar AS itu merupakan produk terakhir dengan kelas B-2 (jenis NS-935) yang memuat 25-30 prajurit dengan persenjataan lengkap. Berukuran panjang 36,4 m, lebar 6,8 m, berbobot mati 198 ton yang diperkuat dengan mesin 2 x 2040 kW, kapal tersebut mampu meluncur dengan kecepatan maksimal 26,5 knot. Sebelum penandatanganan berita acara, Duta Besar RI bersama perwira-perwira Polri melakukan peninjauan langsung ke lima kapal patroli. Tim ahli Polri dalam penjelasannya kepada Dubes Pohan pada saat peninjauan mengemukakan pihaknya telah melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi dan kesiapan kapal patroli dalam beberapa kali uji pelayaran atau sea-trial. Kapal patroli jenis NS-935 merupakan salah satu jenis kapal patroli yang terbaik di kelasnya dan harganya cukup bersaing. Kelima kapal patroli dinyatakan siap untuk digelar untuk memperkuat operasi Polri dalam penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia. Kelima kapal patroli tersebut merupakan proyek antar-pemerintah, yang dibiayai berdasarkan skema Kredit Ekspor Tahap I senilai 145 juta dolar, dari Pemerintah Polandia kepada Pemerintah Indonesia. Melalui mekanisme ini, TNI dan Polri membeli peralatan militer produksi Polandia antara lain radar jarak pendek, roket grom, helikopter Mi-2 plus, pesawat Skytruck dan kapal patroli. Produk-produk itu telah diselesaikan dan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada tahun 2006. GNS telah menandatangani kerja sama dengan PT PAL dalam pemeliharaan dan perbaikan kelima kapal patroli tersebut. Dalam rangka kerja sama selanjutnya, pimpinan GNS menyatakan kepada Dubes RI tentang kesiapannya melakukan produksi bersama atau joint production dengan PT. PAL Indonesia dalam memproduksi berbagai jenis kapal untuk Indonesia dan negara lainnya di Asia. Kerja sama alih teknologi tersebut juga meliputi pelatihan tenaga teknis Indonesia dan pembentukan pusat produksi dan docking di Indonesia. Duta Besar Pohan menyatakan sangat bangga dengan selesainya proyek pengadaan kapal patroli yang sangat modern untuk menjawab tantangan dan masalah-masalah yang dihadapi Indonesia dalam pengamanan laut. "Kita memerlukan ratusan kapal sejenis ini untuk mengamankan wilayah laut sekitar 3 juta km, termasuk untuk penegakan hukum mengingat masalah tersebut tidak saja menimbulkan ketidakamanan, tetapi juga dampaknya bagi perekonomian nasional," katanya. Penyelesaian kelima kapal tersebut strategis dalam konteks kerja sama antarpemerintah merupakan awal dari kerja sama selanjutnya untuk keperluan lainnya seperti kapal patroli untuk mengatasi pencurian ikan, penyelundupan, maupun pembalakan hutan karena setiap tahunnya Indonesia kehilangan puluhan triliun rupiah, demikian Dubes Hazairin Pohan. (*)

Copyright © ANTARA 2007