Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi V DPR RI, Nizar Zahro, menyayangkan mati surinya mobil Esemka yang telah dirancang menjadi mobil nasional.
"Saya berharap agar Presiden semestinya mengembangkan mobil Esemka sebagai mobil nasional seperti yang telah dijanjikan dulu. Esemka itu komponennya 80 persen asli Indonesia," kata Nizar di Jakarta, Jumat.
Kebijakan untuk menjadikan mobil Esemka sebagai mobil nasional bilamana tidak ditindaklanjuti dan akan bekerjasama dengan Proton Malaysia, tentu tidak sesuai dengan Nawa Cita Presiden Jokowi.
Ia prihatin mengingat mobil Esemka semakin tahun semakin tidak ada artinya. Padahal, sambung politisi Partai Gerindra itu, mempunyai sejarah panjang baik kepada Presiden Jokowi atau mobil Esemka yang fenomenal.
Ia juga menyayangkan karena uji emisi dan berbagai persyaratan tentang mobil Esemka menjadi mobil nasional tinggal kenangan dan janji-janji saat kampanye.
Padahal banyak birokrasi yang harus diurus terutama beberapa surat, mulai dari surat izin NIK dari Kementerian Perindustrian, surat tanda pendaftaran dari Kementerian Perindustrian, sertifikat uji tipe dari Kementerian Perhubungan, serta sertifikasi registrasi uji tipe dari Kementerian perhubungan, hingga STNK dan BPKB, yang sudah di keluarkan sejak tahun 2013.
"Yang menjadi pertanyaan, Esemka sudah diperjuangkan presiden sewaktu menjadi Walikota Solo untuk menjadi mobnas namun kemudian tidak diurus secara baik," kata dia.
Terlebih lagi, kehadiran mobil Esemka sebagai mobil nasional akan menumbuhkan kepercayaan bangsa Indonesia dalam bidang industri otomotif.
"Tentu kita tak perlu lagi impor dari luar karena kemampuan dari mobil Esemka tak kalah dibanding mobil negara lain. Otomatis, kehidupan masyarakat, utamanya industri otomotif semakin menggeliat di tanah air," sebut Nizar.
Sebetulnya, mobil Esemka bisa hadir di desa-desa seluruh Indonesia bersamaan dengan dibangunnya infrastruktur desa. Ini akan menjadi potensi besar dan cepat tumbuh secara merata karena masyarakat pedesaan membutuhkan mobil nasional sekelas pemula ini.
"Namun apa daya. Presiden belum bisa memaksimalkan produk yang telah berjasa besar kepadanya," kata Nizar.
Mengapa penting bagi desa-desa? Karena saat ini pemerintah menggelontorkan dana desa sebesar Rp46.9 triliun yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan pertanian.
"Mobil Esemka juga bisa diperuntukkan bagi masyarakat pedesaan, bisa untuk transportasi umum, bisa untuk mengangkut hasil panen mereka," demikian Nizar.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015