Jakarta (ANTARA News) - British Council menghadirkan seniman Inggris Jeremy Millar dalam gelaran akbar seni kontemporer dua tahunan Jakarta Biennale 2015 yang akan berlangsung pada 15 November 2015-17 Januari 2016 di Gudang Sarinah, Jakarta.

Millar mempersembahkan karya berupa film berjudul "Abdo Rinbo" yang terinspirasi dari perjalanan penyair Prancis Arthur Rimbaud dan perjalanannya ke beberapa kota di Indonesia seperti Semarang, Tuntang, dan Salatiga.

"Saya menyusuri jejak-jejak Rimbaud di kota-kota tersebut. Saya sempat naik kereta di Ambarawa dan melihat pembuatan wayang di Yogyakarta," kata Millar, di Jakarta, Jumat.

Melalui filmnya, Millar menyusuri sudut-sudut kota yang pernah dijelajahi Rimbaud, dari London, Paris, Jakarta, Tuntang, hingga Semarang. Seniman yang juga pengajar di Royal College of Art, London, itu mencoba menguak jejak Rimbaud dalam membuat dirinya yang lain dan bagaimana perjalanan penyair tersebut terkait dengan gejolak zaman yang berlangsung di ruang-ruang yang ia singgahi.

Dalam upaya tersebut, Millar menggunakan simbol-simbol dalam puisi dan surat-surat Rimbaud, yang kadang liris dan puitis, lantas seketika kasar dan sugestif serta banyak menyorot pergerakan orang serta barang dari satu tempat ke tempat lain.

Beberapa diantaranya adalah biji kopi yang diperdagangkan Rimbaud di Yemen dan melanglang buana, entah sebagai anak yang hilang, penyair, pedagang, atau sebagai tentara, seperti para pengungsi di Eropa.

"Saya tidak punya tujuan tertentu, hanya fokus pada cerita, karena dalam berkarya saya memberikan kebebasan sesuai interpretasi orang masing-masing. Tetapi saya menyadari ada ranah politis dalam karya ini, ada cerita kolonialisme yang relevan dengan kejadian krisis pengungsi di Eropa bagaimana para pengungsi Suriah berusaha masuk ke Eropa," jelas Millar yang memulai karier sebagai penulis dan fotografer itu.

"Saya tidak suka keputusan PM David Cameron soal pengungsi. Saya akui ada isu politik yang dibawa dalam karya ini," tambahnya.

Jakarta Biennale adalah gelaran seni rupa kontemporer yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali di Jakarta. Acara yang digagas sejak tahun 1974 itu melibatkan berbagai seniman, kurator, dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan negara. Tahun ini, Jakarta Biennale akan mengusung tema "Maju Kena Mundur Kena (Acting in the Present)".

Kemitraan British Council dan Jakarta Biennale ini merupakan yang pertama kali dalam rangka perwujudan untuk mendoorng kolaborasi seni budaya antara kedua negara.

"British Council mendukung partisipasi Jeremy Millar dalam Jakarta Biennale 2015 sebagai salah satu upaya untuk membina dan menjaga hubungan kebudayaan antara Indonesia dan Inggris Raya melalui medium seni rupa," kata Direktur Kesenian dan Ekonomi Kreatif British Council Indonesia Adam Pushkin.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015