Hasil pantauan kami, aktifitas kegempaan Gunung Bromo mengalami peningkatan signifikan. Gempa tremor dengan amplitudo maksimum 3 mm terjadi di perut Gunung Bromo, padahal sebelumnya hanya dikisaran 0,5 mm,"Surabaya (ANTARA News) - Aktifitas vulkanik Gunung Bromo mengalami peningkatan sejak 30 Oktober lalu dan kini mulai mengeluarkan aroma belerang dengan asap putih yang berubah kelabu.
"Berdasar hasil pantauan petugas pos pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gempa tremor amplitudo tercatat mencapai tiga milimeter (mm) pada Kamis sore," kata petugas pantau Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Ahmad Subhan, dalam rilis yang diterima Antara, Kamis.
Ia mengatakan, gempa tremor amplitudo tercatat mencapai tiga milimeter (mm), padahal pada beberapa waktu sebelumnya hanya berkisar 0,5 mm. Secara visual, asap kawah Gunung Bromo mulai berubah dari warna putih menjadi kelabu dengan ketinggian 100 sampai 150 meter menuju arah barat daya.
"Hasil pantauan kami, aktifitas kegempaan Gunung Bromo mengalami peningkatan signifikan. Gempa tremor dengan amplitudo maksimum 3 mm terjadi di perut Gunung Bromo, padahal sebelumnya hanya dikisaran 0,5 mm," ujarnya.
Menurut Ahmad Subhan, meski aktifitas vulkanik mengalami peningkatan, namun status Gunung berapi setinggi 2.329 mdpl itu masih berada pada Waspada level dua dengan jarak aman sejauh 1 KM dari pusat kawah.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pihaknya menghimbau agar masyarakat dan wisatawan untuk waspada dan berhati-hati. Hal ini untuk mengantisipasi potensi terjadinya peningkatan semburan abu material vulkanis yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Petugas PVMBG dan pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah memasang sejumlah papan pemberitahuan perihal peningkatan aktivitas vulkanik di sekitar pintu masuk menuju gunung bromo. Masyarakat dan wisatawan kami himbau untuk waspada dan berhati-hati," ujarnya.
Di sisi lain, salah seorang wisatawan asal Surabaya, Ahmad Rizky, juga merasakan adanya peningkatan aktifitas vulkanik Gunung Bromo, namun peningkatan aktifitas ini justru menjadi daya tarik tersendiri atas keindahan Gunung Bromo.
"Saat terjadi erupsi pada tahun 2010, Gunung Bromo justru menunjukkan keindahannya. Semburan asap tebal bercampur abu vulkanik meski cukup mengganggu tetapi tidak membahayakan," tandasnya.
Pewarta: Indra S/Laily W
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015