Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan hasil audit forensik terhadap PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo pada minggu ini.
"Saya sedang menunggu Pak Sudirman Said (Menteri ESDM) yang saat ini sedang di Dubai. Setelah beliau kembali kami akan menghadap Presiden Jokowi," kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
Rini sebelumnya sudah mendapat laporan hasil audit forensik Petral langsung dari Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto.
"Secara menyeluruh kita akan laporkan kepada Presiden. Audit forensik ini sehubungan dengan apa yang terjadi di Petral," ujarnya.
Untuk itu, Rini menambahkan, sambil menunggu waktu untuk melaporkan kepada Presiden, ia juga meminta Dirut Pertamina untuk mengambil langkah aksi korporasi yang akan dijalankan dalam mengantisipasi hal-hal yang dianggap merugikan, termasuk transaksi yang mencurigakan.
Terkait kemungkinan hasil audit forensik tersebut mengakibatkan harus berhubungan dengan penegak hukum, Rini menuturkan belum ke arah itu.
"Audit ini kan dilakukan perusahaan independen yang memang spesialis di forensik audit, yang mereka temukan tentunya bagaimana dari sisi corporate action-nya oleh Pertamina. Sedangkan dari legal action bisa bersama-sama dengan Menteri ESDM akan kami laporkan kepada Presiden," ujarnya.
Sebelumnya Dirut Pertamina Dwi Sutjipto mengatakan audit dilaksanakan auditor independen KordaMentha di bawah supervisi Satuan Pengawas Internal Pertamina.
Terdapat tiga kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan terhadap Petral, yaitu kajian mendalam (due dilligence) terhadap aspek keuangan dan pajak yang dilakukan EY serta legal oleh HSF dan wind-down process berupa novasi kontrak, settlement utang piutang dan pemindahan aset kepada Pertamina.
Atas audit forensik tersebut Pertamina menemukan ketidakefisienan kegiatan operasional pengimpor minyak mentah dan BBM tersebut.
"Due dilligence akan rampung akhir November 2015. Sedangkan wind-down process berakhir Desember 2015," katanya.
Beberapa temuan auditor KordaMentha tersebut antara lain ketidakefisienan rantai suplai berupa mahalnya harga crude dan produk, yang dipengaruhi kebijakan Petral dalam proses pengadaan, pengaturan tender MOGAS, kelemahan pengendalian HPS, kebocoran informasi tender, dan pengaruh pihak eksternal.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015