Ungaran (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS Ka'ban, mengatakan, Pemerintah melalui Departemen Kehutanan ingin membangun suatu budaya baru dalam menyelamatkan lingkungan dan menjaga keseimbangan alam. Hal tersebut dikatakan Menteri Kehutanan MS Ka'ban pada acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan judul Pendawa Tani di Alun-Alun Kecil Ungaran, Kabupaten Semarang, yang berlangsung Jumat (9/2) malam hingga Sabtu (10/2) dini hari. Menteri mengatakan, pemerintah ingin membangun budaya baru seperti itu, karena secara umum dunia sedang mengalami perubahan iklim secara global dan hutan memiliki kontribusi yang sangat besar untuk mengatasi hal-hal yang tidak baik akibat perubahan itu. "Dengan demikian kalau kita mampu memulihkan hutan dalam kondisi yang baik, maka diharapkan kita mampu membangun keseimbangan alam, dan lingkungan secara serasi," katanya. Ia mengatakan, jika manusia mampu menyeimbangkan kondisi alam seperti itu, maka manusia selalu berusaha pula untuk menyeimbangkan kondisi lahir dan batinnya sebaik-baiknya. Kondisi untuk mengupayakan keseimbangan ini bisa dilihat dari kepribadian para tokoh di pewayangan yang berasal dari dua Kerajaan Pandawa dan Kurawa. Kerajaan Pandawa merefleksikan sifat kebajikan manusia dan Kurawa merefleksikan sifat keburukan manusia. "Setiap manusia memiliki kedua sifat ini yang sering muncul tanpa disadari oleh manusia itu sendiri," katanya. Namun, karena manusia diberi akal budi, maka akan mampu mengolah batin dan pikirannya dengan baik, sehingga perilaku kehidupan yang muncul bersifat positif. "Perilaku kehidupan yang positif itu dapat diwujudkan/dituangkan dalam pengambilan kebijakan-kebijakan yang dapat berdampak positif dalam kehidupan masyarakat kita. Pikiran positif semacam ini dapat menimbulkan pencerahan hati yang baik pula," katanya menjelaskan. Pada kesempatan ini Ka'ban menjelaskan mengenai dampak ekologi negatif yang diterima akibat perubahan-perubahan yang tidak baik dari kerusakan alam lingkungan seperti banjir, dan tanah longsor. "Untuk mengatasi perubahan itu, maka dengan semangat yang tinggi dan selalu patuh pada semua strategi pembangunan yang berdampak positif serta tidak merusak alam lingkungan kita, maka pembangunan yang akan kita laksanakan pasti seimbang dengan kondisi alam lingkungan yang ada. Kalau keseimbangan alam terjaga baik, maka bencana alam banjir, dan tanah longsor dapat ditekan sekecil mungkin," katanya. Ia mencontohkan, daerah Alaska yang terkenal sebagai daerah salju yang luasnya hampir sama dengan luas Singapura, kini telah mencair. Ini adalah tanda-tanda alam yang harus direnungkan, dan kalau kejadian itu terus menerus apa akibatnya kepada kehidupan umat manusia di dunia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007