Ungaran (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS Kaban mengingatkan bahwa dampak negatif yang harus ditanggung rakyat akibat perubahan iklim sudah terlalu besar dan karena itu pembangunan harus selalu mempertimbangkan aspek ekologis. Menhut saat pagelaran wayang kulit dalam rangka gerakan Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) di Ungaran, Jumat malam, menyatakan kekhawatirannya banjir yang lebih besar akan terjadi, meski debit hujan tetap sama, selama pembagunan tidak fokus pada kebijakan dan tidak mentaati aturan. Menhut mengatakan perubahan iklim global yang terjadi membuat masyarakat pada musim kering kesulitan memperoleh air dan saat hujan kebanjiran dan longsor. Perubahan iklim global ini juga mengakibatkan es di kutub selatan mencair dalam luasan yang semakin besar dan mengakibatkan permukaan air laut naik. "Karena itu, kita harus berani melakukan kontemplasi untuk memperoleh pencerahan agar kerusakan lingkungan tidak menjadi semakin parah." Dia juga meningatkan perubahan kawasan hutan untuk peruntukan lain, seperti permukiman maupun industri harusnya hanya di lahan yang marjinal dan bukannya di persawahan subur yang menopang kehidupan petani. Yang terjadi selama ini, menurut Kaban, kehidupan petani sampai kini masih belum layak karena makin banyak lahan subur mereka yang beralih peruntukan. Untuk menyiasati hal itu, Menhut mengajak masyarakat makin gemar menanam di pekarangan rumah maupun areal yang ada karena kegiatan ini bisa menjadi tabungan untuk masa depan. Selain memiliki fungsi ekologis guna memperbaiki kualitas lingkungan, kegiatan menanam ini juga berdimensi ekonomis dan berpotensi untuk meningkakan kesejahteraan masyarakat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007