... pedagang beras membeli beras petani dengan harga sekitar Rp8.200/kg dan Bulog membeli sesuai harga pembelian pemerintah, cuma Rp7.300/kg...Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah, Maruf , mengatakan rata-rata mitra di daerah itu enggan menjual beras hasil pembelian mereka ke Sub Divisi Regional Bulog di kabupaten dan kota provinsi itu.
"Itu disampaikan langsung kepada saya dalam pertemuan dengan para mitra di sejumlah kabupaten di Sulteng belum lama ini," katanya di Palu, Kamis, menanggapi realisasi pengadaan beras Bulog yang masih jauh dari target ditetapkan.
Maruf mengatakan, pekan lalu turun langsung ke sejumlah kabupaten antara lain Poso, Banggai dan Tolitoli guna melihat pengadaan beras di daerah.
Pada kesempatan tersebut, ia mengumpulkan semua mitra yang selama ini mendukung kegiatan pengadaan beras di ketiga daerah di Sulteng itu.
Para mitra Bulog menyampaikan belum bisa memberikan kontribusi (menjual beras) kepada Bulog karena produksi petani menurun drastis akibat dampak kemarau panjang yang melanda hampir seluruh daerah, termasuk Sulteng.
Mitra Bulog rata-rata memiliki kelompok tani binaan sendiri.
Selama ini, kata dia, petani menitipkan gabah untuk digiling kepada para pengusaha penggilingan padi dan selanjutnya dijual kepada pedagang pengumpul dan juga Bulog.
Karena harga pembelian pedagang jauh lebih tinggi ketimbang Bulog yang membeli sesuai harga ditetapkan pemerintah, maka petani memilih menjual hasil panen langsung kepada pedagang.
Para pedagang beras membeli beras petani dengan harga sekitar Rp8.200/kg dan Bulog membeli sesuai harga pembelian pemerintah, cuma Rp7.300/kg.
Dengan harga pembelian pedagang yang selisihnya cukup mencolok itu, petani melalui mitra binaan mereka (pengusaha penggilingan padi) terpaksa menjual beras kepada pedagang pengumpul.
Bulog, kata Maruf tidak bisa memaksa mitra dan petani untuk menjual padi mereka kepada Bulog.
Kondisi tersebut yang membuat realisasi pengadaan beras di Sulteng pada musim panen (MP) 2015 sulit tercapai. Realisasi hingga kini baru sekitar 26.000 ton yang terdiri hasil pengadaan komersial dan PSO.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015