Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Kamis pagi, menguat 18 poin menjadi Rp13.582 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan fokus investor domestik mulai beralih ke angka defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang akan diumumkan akhir pekan ini dan diperkirakan membaik menjadi 1,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Sentimen itu akan membuka peluang rupiah untuk kembali berada di area positif pada hari ini," katanya.

Rangga menambahkan rupiah juga terbantu laju dolar AS yang mengalami tekanan di pasar keuangan kawasan Asia.

Ia menjelaskan pula bahwa perhatian para investor juga sedang tertuju pada data ekonomi dari Tiongkok, dengan penjualan ritel membaik satu persen secara tahunan dan produksi industri turun ke satu persen.

"Pertumbuhan Tiongkok masih akan terus menjadi fokus bukan hanya karena perannya yang besar terhadap perdagangan dunia tetapi kebijakan moneternya," katanya.

Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan pelaku pasar uang cenderung kembali masuk ke aset berisiko, salah satunya rupiah, sambil menanti sentimen selanjutnya dari komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat pertengahan November ini tentang kenaikan suku bunga acuan.

"Dengan demikian, mata uang rupiah diproyeksikan masih berpotensi mengalami tekanan ke depannya," katanya.

Apalagi, dia melanjutkan, data ekonomi Tiongkok juga bervariasi. Kondisi ekonomi Tiongkok yang belum stabil akan mempengaruhi laju ekonomi mitra-mitra dagangnya, termasuk Indonesia.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015