"Pertama, membangun ekosistem. Ekosistem ini (IoT) harus dibangun dan difasilitasi, karena fasilitas sangat penting bagi para inovator atau dreamers untuk memvisualisasikan ide-idenya," kata dia, dalam sebuah sesi di gelaran Tech in Asia Jakarta 2015, Rabu.
Regi mengatakan dengan tumbuhnya ekosistem, akan ada banyak aktivitas di dalamnya yang dapat menghasilkan startup-startup baru.
"Kedua adalah kolaborasi, tidak hanya startup dengan startup, tetapi juga startup dengan perusahaan besar, startup dengan pemerintahan, startup dengan pusat penelitian atau dengan yang lainnya," ujar dia.
"Karena IoT sendiri kita engga bisa hanya bikin seperti software yang uji coba sesuatu ke user langsung, tetapi karena di IoT membutuhkan lebih uji coba dibanding skala," sambung dia.
Sebagai contoh e-fishery. Regi menerangkan bahwa e-fishery harus melakukan tes bukan hanya kepada satu kolam, tetapi jauh lebih banyak dari itu, bahkan seratus hingga seribu kolam untuk melihat kebiasan ikan, sehingga teknologi tersebut dapat diterapkan.
"Ketiga, thinking of IoT itu bukan mindset barang, bukan devices dan juga wearable, walaupun memang kita menggunakan perangkat yang terkoneksi ke internet untuk memproduksi data," kata ujar Regi.
"Intinya, IoT adalah solusi, startup harus fokus kepada solusi dibanding produk secara teknis," tambah dia.
Seperti halnya e-Fishery yang memecahkan solusi untuk masalah pangan perikanan, dan CI Agriculture yang memberikan solusi untuk produktivitas pertanian dan perkebunan, Regi berharap startup-startup dapat memberikan solusi yang menyeluruh.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015