Kepala Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Ismael, mengatakan masyarakat setempat merasakan gempa tersebut lalu ke luar rumah selama beberapa saat untuk berjaga-jaga dan melihat perkembangan situasi.
Melalui radio komunikasi, ia mengaku mendapatkan informasi bahwa gempa bumi yang terjadi menjelang waktu Maghrib tersebut dengan kekuatan 5,6 Skala Richter berpusat di lokasi 120 kilometer barat daya Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengna kedalaman 93 kilometer.
"Bukan dari gunung (Gunung Merapi, red.)," kata pensiunan petugas lapangan pengamatan Gunung Merapi di Pos Babadan, sekitar 4,4 kilometer barat daya puncak Merapi itu.
Ia mengatakan Gunung Merapi dari desa setempat tidak terlihat karena tertutup kabut tebal, sedangkan pada sore hari turun gerimis.
Seorang warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Sibang, mengaku bersama warga setempat juga merasakan terjadinya gempa bumi. Dusun Gemer, sekitar enam kilometer barat daya puncak Gunung Merapi.
"Tidak kelihatan apa ada yang turun (material, red.) dari Merapi, gunungnya tidak kelihatan karena tertutup mendung tebal. Di sini hujan," katanya.
Warga setempat umumnya ke luar rumah masing-masing saat terjadi gempa untuk mengantisipasi kemungkinan dampaknya terhadap Gunung Merapi.
Petugas pengamatan Gunung Merapi, baik di Pos Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang maupun Pos Babadan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, belum bisa dihubungi melalui telepon selulernya, untuk dikonfirmasi tentang dampak gempa tersebut terhadap aktivitas gunung berapi itu.
Gempa bumi juga dirasakan sebagian warga yang tinggal di Kota dan Kabupaten Magelang.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015