Jakarta (ANTARA News) - Nama besar sang ayah, Purwacaraka, tidak membebani Andrea Miranda ketika ia memutuskan untuk berkarya di dunia musik.
"Saya merasa beruntung karena akses untuk 'passion' saya dapat diraih dengan mudah," kata Andrea saat meluncurkan album perdananya "Andrea Miranda" di Jakarta, Rabu.
Lahir di keluarga yang berkecimpung di dunia musik, ia merasa beruntung karena mendapat dukungan dari keluarganya.
Bila ingin mengambil les bermusik, ia merasakan kemudahan dalam mendapat dukungan, tidak seperti beberapa temannya yang tidak mendapat persetujuan keluarganya saat mereka ingin bermusik.
Bagian yang berat menurut lulusan Universitas Pelita Harapan jurusan musik ini adalah ketika berkarya, kritis terbesar justru datang dari dalam keluarga sendiri.
"Tapi, itu pembelajaran buat saya," kata keponakan penyanyi Trie Utami ini.
Bentuk dukungan Purwacaraka kepada anaknya antara lain dengan turut memproduseri album perdananya ini.
Purwacaraka pun memberi keleluasan bagi anaknya dalam berkarya, misalnya membebaskan ia bekerja sama dengan siapa saja dalam menggarap album.
"Saya tahu, anak-anak saya paling benci kalau hidup di bawah bayang-bayang ayahnya," kata dia.
Menurut dia, menyenangkan rasanya melihat generasi yang dulu ia didik kini bermusik bersama.
Andrea Miranda meluncurkan album penuh pertamanya yang berisi delapan lagu di bawah label Sony Music Entertainment Indonesia.
Ia bekerja sama dengan komposer Dian HP dalam aransemen serta Ifa Fachir, Mhala dan Tantra Numata, Gabriel Harvianto, Tohpati dan Teza Sumendra sebagai penulis lagu maupun teman duet.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015