Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,22 poin (0,03 persen) menjadi 754,48.
"Perlambatan ekonomi Tiongkok, ditambah dengan kekhawatiran potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS menghambat laju bursa saham global, kondisi ini masih membuka peluang terjadinya tekanan bagi IHSG," kata Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere.
Dari dalam negeri, dia menjelaskan, pelaku pasar sedang menantikan realisasi rencana pemerintah menurunkan pajak penghasilan (PPh) final di sektor jasa konstruksi untuk mendorong penyerapan tenaga kerja sebagai bagian dari upaya menggenjot perekonomian.
"Jika rencana pemerintah itu terjadi, maka diperkirakan akan mendorong kinerja saham sektor jasa kontruksi akan prospek yang atraktif," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan aksi jual masih membayangi pergerakan IHSG BEI karena kekhawatiran bank sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve) menaikan suku bunga acuannya.
"Masih maraknya sentimen negatif terutama dari eksternal membuat pelaku pasar masih melakukan aksi jual sehingga berpengaruh pada berlanjutnya pelemahan laju IHSG," katanya.
Di bursa regional, indeks Hang Seng turun 44,69 poin (0,20 persen) menjadi 22.357,01; indeks Nikkei turun 33,91 poin (0,17 persen) ke level 19.629,14; dan Straits Times menguat 2,34 poin (0,08 persen) ke posisi 3.000,63.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015