Semarang (ANTARA News) -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan rumah susun sederhana sewa atau rusunawa di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah siap huni awal 2016.
"Kemajuan pembangunan sudah 95 persen, tinggal finishing (pekerjaan penyelesaian) Target selesai sekitar tanggal 20 Desember sehingga siap huni awal 2016," kata Kepala Satker Penyediaan Rumah Susun Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Ir. Erizal MT kepada peserta Press Tour Kementerian PUPR di Semarang, Rabu.
Dijelaskan, rusunawa vertikal lima lantai tersebut terdiri dua tower, dua tipe yakni unit pertama tipe 24 berjumlah 104 unit (kamar) dan tipe 36 sebanyak 66 unit dan berdiri di atas lahan sekitar 1 ha.
Program rusunawa merupakan bagian dari kebijakan satu juta rumah untuk membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) menempati rumah untuk sementara waktu.
"Jadi, mereka atau para buruh pabrik di sekitar kawasan industri Ungaran ini, bisa menyewa dengan biaya sewa maksimal sepertiga dari gaji pokok. Ini sesuai Permen 18/2007," kata Erizal.
Ia juga menyebut proyek tersebut termasuk satu unit rusunawa di Jerakah, Kota Semarang dengan total anggaran APBN tahun ini senilai Rp64,45 miliar dan pelaksana proyek adalah PT Brantas Abipraya (persero).
"Proyek rusunawa dengan lama pekerjaan rata-rata tujuh bulan ini direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Jokowi," katanya.
Ia menambahkan, proyek rusunawa itu merupakan bagian dari program pembangunan 99 tower rusunawa hingga akhir tahun ini di seluruh Indonesia.
"Sasarannya tentu beragam, ada untuk para buruh, kaum urban perkotaan, mahasiswa dan santri di sejumlah kawasan tertentu. Sekitar 14 provinsi terpilih di Indonesia fokusnya untuk para buruh pabrik ," katanya.
Termasuk perabot
Pada bagian lain, Erizal menyebutkan, ketika dioperasikan nantinya, maka rusunawa tersebut akan diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah.
"Sejak diserahkan, sekitar enam bulan, kontraktor pelaksana proyek, masih bertanggung jawab untuk operasi dan pemeliharaan," katanya.
Ia juga menambahkan, para penyewa nantinya tinggal menempati rusunawa tersebut karena perlengkapan seperti perabot sudah tersedia.
"Penyewa tinggal bawa koper saja, baik untuk tipe 24 yang diperuntukkan bagi lajang dan tipe 36 untuk mereka yang sudah berkeluarga," katanya.
Kepala Divisi PT Brantas Abipraya (persero) Dwi Kridayani menyebut, proyek tersebut bisa dilaksanakan sesuai waktu yang direncanakan tujuh bulan, salah satunya karena sekitar 35 persen menggunakan beton pracetak.
"Untuk struktur bangunan, balok dan kolom menggunakan beton pracetak. Selain lebih cepat, kualitas betonnya bisa dikontrol dibanding beton konvensional," demikian Dwi.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015