Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan setidaknya tujuh langkah dalam mengatasi masalah bencana banjir dalam jangka panjang dan menengah. Usai melakukan Rapat Koordinasi Terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Jumat, Yudhoyono menjelaskan, langkah tersebut diharapkan menjadi pedoman ke depan dalam mengatasi masalah yang timbul akibat banjir di seluruh wilayah, terutama DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Langkah-langkah tersebut meliputi tanggap darurat, rehabilitasi hingga keadaan benar-benar pulih. Memberikan bantuan kepada daerah yang mengatasi masalah banjir, memelihara dan memulihkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha. Presiden menjelaskan, pemeritah akan berupaya memulihkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha utamanya DKI Jakarta, karena skala dan besaran kegiatan ekonomi di diwilayah ini sangat besar dan sangat menunjang kegiatan ekonomi secara nasional. "Oleh karena itu, kita harus atasi betul setiap hambatan yang menganggu kehidupan ekonomi dan dunia usaha pascabanjir," ujar Presiden. Di sisi transportasi, pemerintah berupaya memulihkan kembali sektor transportasi, termasuk operasional pelabuhan dan jalan-jalan untuk mendistribusikan logistik. Sisi energi menyediakan listrik dan bahan bakar minyak, sedangkan sisi perdagangan terutama menunjang pasok sembilan bahan pokok. "Untuk menunjang sektor industri, kita akan menyelesaikan masalah yang bisa menghambat kegiatan transaksi dan perdagangan masyarakat dengan tidak boleh terhentinya layanan perbankan dan jasa telekomunikasi," ujar Presiden. Presiden mengakui, akibat banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya menyebabkan beberapa gedung sekolah terganggu sehingga proses belajar mengajar terhambat. Untuk itu, pemerintah akan mengalihkan tempat belajar mengajar sehingga keterlanjutan kegiatan belajar tidak terlalu lama terhenti. Menurut Presiden, akibat banjir yang melanda Jakarta mengharuskan adanya pembersihan dan perbaikan infrastruktur yang rusak. "Untuk itu, saya menginstruksikan TNI dan Polri sebagai pihak yang bisa digerakkan terus membantu upaya tanggap darurat sebagai bagian dari bakti untuk kemanusiaan," kata Presiden. Pada kesempatan itu Yudhoyono menyatakan prihatin bahwa di tengah kesulitan dan musibah seperti yang terjadi di Jakarta, ada informasi yang menyesatkan bahkan provokatif ajakan untuk menjarah. "Saya mendukung pihak kepolisian untuk menegakkan hukum, jangan sampai dalam keadaan seperti ini masyarakat kita panik dan resah. Bahkan mucul kejahatan yang sebenarya dapat kita cegah," ujarnya. Untuk itu kepada semua pihak, diutarakannya, agar semua informasi dikelola dengan baik sehingga tidak menambah beban yang akhirnya merugikan masyarakat atau saudara sendiri. Terakhir, Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak seperti lembaga non-pemerintah, dermawan, pengusaha yang bersama-sama pemerintah telah melakukan kegiatan kemanusiaan, bakti sosial meringankan beban para korban banjir. "Saya ajak, saya menyeru kepada kaum dermawan yang memiliki kemampuan keuangan untuk terus melajutkan bantuan kepada saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan," katanya. Dengan demikian, Presiden meyakini, melalui kesetiakawanan yang tinggi untuk meringankan beban korban dapat terwujud hubungan kekeluargaan yang baik di antara sesama warga kota di Jakarta.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007