Tangerang (ANTARA News) - Praktisi dibidang pertanian John Turnip mengatakan pesantren-pesantren di Provinsi Banten memiliki potensi untuk mengembangkan sistem pertanian terintegrasi sebagai upaya mendorong kemandirian di sektor pertanian.
"Kami berharap dapat menggandeng pesantren-pesantren yang ada di Provinsi Banten untuk mengembangkan sistem pertanian terintegrasi," kata Presiden Direktur PT Bhakti Bumi Mandiri, John Turnip di Tangerang, Senin.
Acara yang dihadiri pimpinan sejumlah ponpes di Banten juga menghadirkan pembicara tokoh lingkungan Prof. Dr. Emil Salim, pimpinan ponpes hijau Al-Ittifaq Ciwidey Kabupaten Bandung, serta pendiri Lentera Angin Nusantara Ricky Elson.
John mengatakan PT Bhakti Bumi Mandiri sendiri nantinya hanya sebagai wadah untuk memfasilitasi para petani di Provinsi Banten dalam bentuk permodalan, pendampingan, sampai kepada pemasaran dengan mencari pasar baik di Eropa maupun luar negeri.
"Petani kita saat ini banyak yang bergantung kepada tengkulak untuk mendapatkan modal, maka ini yang akan kita bantu termasuk bagaimana mengemas (packaging) hasil panen agar lebih menarik untuk dijual," jelas Direktur Operasi PT Bhakti Bumi Mandiri Bambang Rudiansyah.
Bambang mengatakan ponpes di Banten sebagian besar memiliki lahan yang luas sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, tentunya dengan melibatkan para santrinya dengan harapan setelah lulus mereka akan mendapatkan bekal sebagai pengusaha di bidang agribisnis.
Dia mencontohkan Ponpes Hijau al-Ittifaq yang berhasil mengembangkan sistem pertanian terintegrasi melibatkan para siswanya kini produk mereka sudah banyak di pasarkan di berbagai supermarket di Jawa Barat bahkan mereka kini memiliki mini market sendiri.
Kehadiran pendiri Lentera Angin Nusantara juga untuk memberikan inspirasi kepada pesantren di Banten, melalui inovasi di bidang kincir angin ternyata mampu menghidupkan ekonomi satu desa, jelas Bambang.
Bambang mengaku pihaknya telah melakukan survei sejak dua tahun lalu terhadap lahan-lahan pertanian di Provinsi Banten, ditargetkan 12.000 hektar lahan akan dikembangkan menjadi lahan pertanian terintegrasi.
"Minggu depan ini kita akan survei lagi untuk kemudian melakukan kerja sama dengan Ponpes yang saat ini kita undang. Kita ingin para santri tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga memiliki bekal pengetahuan dibidang pertanian," jelas dia.
Sistem pertanian terintegrasi dalam hal ini tidak hanya sawah saja, tetapi juga buah dan sayuran, serta ternak ikan, ayam, dan sapi, jelas dia.
Limbah dari ternak tersebut dapat dipergunakan sebagai pupuk, begitu juga dengan limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, papar Bambang.
Bambang mengatakan pihaknya akan melibatkan lulusan pertanian dari berbagai perguruan tinggi untuk mengembangkan pertanian di Provinsi Banten dari hulu sampai hilir.
Pewarta: Ganet Dirgantoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015