"Fasilitas tercanggih ini dengan pasti akan menempatkan Kerajaan Saudi di dalam peta industri kedirgantaraan dan penerbangan global," kata Ketua Dewan Direksi SAEI, Saleh bin Nasser Al Jasser, dari Dubai Airshow, Selasa.
Menurut Al Jasser, area MRO terbesar itu juga mendukung tercapainya sasaran yang beragam yaitu dengan mendorong pertumbuhan baik industri dirgantara sipil maupun militer dengan memastikan teknologi termutakhir.
Selain itu, ujar dia, pembangunan area MRO tersebut juga diyakini bakal menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi ribuan warga Arab Saudi.
Sebagaimana diberitakan, fasilitas MRO tersebut meliputi area sebesar 1 juta meter persegi serta menampilkan teknologi terbaru yang dikombinasikan dengan 55 tahun pengalaman Saudi di bidang penerbangan.
Fasilitas MRO yang bernilai 2,87 miliar riyal Saudi itu merupakan hasil joint venture sejumlah perusahaan antara lain dengan perusahaan Turki, dan rencananya akan diselesaikan pada akhir tahun 2016 mendatang.
CEO SAEI, Nader Khadawi, mengatakan, fasilitas baru itu hasil pengalaman 55 tahun mereka di seluruh 28 stasiun penerbangan di Arab Saudi dan 25 stasiun penerbangan internasional yang dikelola personil SAEI.
Dia menjelaskan, dengan 11 hangar pesawat, 18 bengkel komponen pesawat, gudang modern, dan pusat perawatan peralatan pendukung serta pusat desain dan manufaktur, fasilitas itu diyakini bakal menyajikan layanan kualitas tertinggi.
Dalam ajang Dubai Airshow 2015 itu, satu-satunya wakil perusahaan asal Indonesia adalah GMF AeroAsia, anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak di bidang industri MRO penerbangan.
Dubai Airshow juga menjadi tempat bagi GMF untuk menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama dengan maskapai dari sejumlah negara seperti Iran dan Afganistan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015