Makassar (ANTARA News) - Memperingati Hari Pahlawan sejumlah purnawirawan TNI AD malah membakar piagam bintang tanda jasa yang diberikan negara atas jasa mereka tepat di depan Monumen Mandala, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tidak berguna bintang tanda jasa ini diberikan negara terhadap kami mantan pejuang. Sementara hak kehidupan kami selalu diusik negara," kata Kolonel Purnawirawan Willington Dumalang, Selasa.
Pemilik piagam Bintang Gerilya dan Satya Lencana peristiwa aksi militer itu menyebutkan, penghargaan diperolehnya itu atas perjuangan membela negara pada masa lalu, namun ironisnya dia malah harus menghadapi kenyataan pahit rumahnya akan digusur.
"Kami hanya menuntut hak kehidupan yang selama ini kami berikan kepada negara, mengapa harus kami yang harus disingkirkan. Kami berharap pemerintah mengkaji ulang keputusan itu," harapnya.
Ketua Forum Koordinasi Penghuni Rumah Negara (FKPRN) Sulsel Letkol Purnawirawan Goeltom menambahkan pembakaran bintang jasa ini adalah bentuk kekecewaan terhadap negara yang tidak memberikan hak para mantan pejuang.
"Bintang jasa ini kami sepakat membakarnya karena negara tidak peduli lagi terhadap hak kami atas kepemilikan rumah yang sudah ditinggali puluhan tahun lamanya," tutur dia di sela aksi.
Puluhan istri, anak dan keluarga purnawirawan mengatasnamakan FKPRN akan mengelar upacara penolakan penggusuran oleh Kodam VII Wirabuana dalam waktu dekat di sejumlah lokasi di Makassar.
Pengadilan Negeri Makassar akan mengeksekusi 63 rumah dinas TNI AD di Jalan Cenderawasih, Garuda, Mappanyukki, Rajawali, Buntu Terpedo dan Mappaoddang.
Sekertaris Jenderal FKPRN Sulsel Herman A Kendek mengaku sudah melakukan upaya hukum atas upaya pengosongan lahan, namun mandek di tengah jalan.
FKPRN juga telah menempuh jalur politik pada 2012 melalui DPRD Kota sehingga disepakati tidak ada penggusuran dan dikeluarkan moratorium tidak boleh dilakukan pengosongan dengan dalil apa pun.
"Kami sudah bertemu dengan Sekertaris Negara serta Menteri Pertahanan terkait permasalahan ini. Bukan hanya di Makassar tapi di daerah lain kasusnya sama. Rabu besok, perwakilan FKPRN pusat akan difasilitasi bertemu panglima TNI dan menteri pertahanan untuk membahas solusinya," ujar dia.
Aksi upacara itu juga dilakukan peragaan lima pahlawan nasional seperti Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Sukarno, Suharto, selain penandatangan kain putih dan amanah aksi sebagai simbol penolakan eksekusi rumah para pejuang.
Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015