"Ada tiga kali peningkatan aktivitas vulkanik, satu kali terjadi di akhir bulan Oktober dan sisanya di awal bulan November," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Farid Ruskanda Bina di Manado, Selasa.
Dia mengatakan kegempaan salah satu gunung api aktif di Sulut itu masih fluktuatif, beberapa hari meningkat, selanjutnya menurun meski masih di atas normal seperti yang terjadi pada pekan belakangan ini.
"Fluktuasi gempa yang terjadi ini yang harus diwaspadai, karena ada indikasinya suplai energi sementara berlangsung," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih merekomendasikan radius bencana sejauh 2,5 kilometer dari kawah utama Tompaluan Gunung Lokon.
"Radius bahaya ini harus dipatuhi sehingga tidak menyebabkan korban jiwa ketika terjadi letusan tiba-tiba pascapeningkatan aktivitas kegempaan secara beruntun belakangan ini. Harus dipatuhi," katanya.
Belum normalnya kegempaan Gunung Lokon, membuat PVMBG masih menetapkan status "Siaga" atau level III, walaupun status seperti itu sudah disandang sejak pertengahan 2011.
Gunung Lokon terakhir kali erupsi pada akhir Agustus 2015, letusan kala itu tidak menyebabkan warga sekitar kawah diungsikan.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015