"Dijadwalkan proyek itu mulai beroperasi komersial melalui jaringan interkoneksi Jawa-Sumatera 500 KV pada tahun 2019 mendatang sejalan dengan penyelesaian proyek jaringan lisrik Sumatera-Jawa oleh PLN," kata Direktur Utama PTBA Milawarma di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa PTBA menguasai 45 persen saham PLTU itu melalui anak perusahaan PT Huadian Bukit Asam Power. Selain itu PTBA merupakan pemasok tunggal bahan bakar batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun untuk periode 25 tahun.
Saat ini, ia mengatakan bahwa perseroan telah mengoperasikan PLTU Mulut Tambang Banjarsari Sumatra Selatan dengan kapasitas 2x110 MW, tenaga listrik yang dihasilkan langsung masuk ke jaringan interkoneksi Sumatera.
"Dengan demikian, PTBA sedah mengoperasikan tiga PLTU dengan total kapasitas sebesar 266 MW. Dan setelah beroperasinya PLTU Banko Tengah tahun 2019 mendatang, PTBA sudah menghasilkan tenaga listrik sekitar 1.500 MW," paparnya.
Dalam proyek PLTU Banjarsari senilai 320,5 juta dolar AS yang dikelola PT Bukit Pembangkit Innovative itu, Milawarma mengatakan bahwa PTBA menguasai 59,75 persen saham. PTBA juga sebagai pemasok tunggal bahan bakar batubara sebesar 1,5 juta ton per tahun untuk periode 30 tahun.
Millawarma juga mengatakan bahwa perseroan sedang mempersiapkan PLTU Peranap 800-1.200 MW di wilayah IUP PTBA di Indragiri Hulu, Riau. Saat ini perseroan sudah menyelesaikan studi kelayakan untuk sektor pertambangannya, dan diharapkan secepatnya menyusul penyelesaian studi kelayakan pembangunan konstruksi pembangkit serta pembangunan jaringan.
Sementara itu tercatat, pendapatan PTBA pada kuartal III 2015 tumbuh sebesar 9 persen menjadi Rp10,50 triliun dibanding Rp9,65 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatan perseroan meningkat didukung volume penjualan batubara meningkat dari 13,2 juta ton pada kuartal III 2014 menjadi 14,35 juta ton pada periode sama tahun ini. Namun, laba bersih perseroan menurun tipis sebesar 5 persen menjadi Rp1,5 triliun.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015